Mulai pagi tadi, terlihat mahasiswa berbondong-bondong menuju MMI. Walaupun penuh sesak, antusias peserta tidak berkurang. Buktinya, ketika sesi tanya jawab banyak peserta yang sudah mengangkat tangan namun tidak mandapat kesempatan bertanya hingga waktu berakhir.

Pada GOM kali ini, peserta disuguhi tausiah yang disampaikan oleh Drs Soehardjoepri MSi. Ustad yang juga dosen jurusan Matematika ini menyampaikan empat kriteria tanda keberhasilan bulan Ramadhan. Diantaranya adalah peningkatan kualitas ibadah, tumbuhnya budaya pengakuan kesalahan, semakin dekat kepada Allah dan rumah-Nya. “Serta yang terakhir, kemampuan kita mengontrol aktivitas di siang maupun malam hari,” lanjut Joepri.

Ahmad Kadiq, Ketua Badan Pelaksana Mentoring (BPM) mengatakan bahwa mentoring wajib diikuti oleh maba. BPM membagi mentoring menjadi dua gelombang, yaitu  pertama pada semester ganjil dan kedua dilakukan pada semester genap. “Mentoring saat ini (semester ganjil, red) diikuti 15 jurusan, 13 jurusan sisanya di semester genap,” jelasnya.

Kadiq melanjutkan, pembagian dua kelompok tersebut disebabkan beberapa pertimbangan. Diantaranya adalah keterbatasan mentor dan kesesuaian jadwal dengan Mata Kuliah (MK) Agama Islam di tiap jurusan. ”Kalau MK Agamanya semester satu, mentoring maba juga berlangsung pada semester satu,” imbuh Kadiq.

BPM bekerja sama dengan Lembaga Dakwah Jurusan di ITS untuk menyiapkan calon mentor. ”Total mentor kali ini berjumlah dua ratus lebih yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi senior,” ungkapnya. Ia melanjutkan, tiap mentor nantinya akan membimbing maksimal sepuluh peserta mentoring.

Ali Kabar, salah seorang peserta GOM mengungkapkan dirinya mandapatkan banyak ilmu setelah mengikuti acara pembukaan ini. “Selain bisa halal bi halal dengan teman-teman, saya jadi tahu bagaimana menjaga diri setelah lebaran,” ungkap mahasiswa D3 Teknik Elektro angkatan 2010 ini. (rik/az)