Ganesh Neelakanta Iyer BTech MSc PhD saat memberikan arahan dalam group activity pada lokakarya yang digelar di Auditorium Tower 2 ITS
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknologi Informasi (DTI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar lokakarya bertajuk Artificial Intelligence: Applications and Implementations in Education, Healthcare, and Cultural Heritage. Kegiatan yang bertempat di Auditorium Tower 2 ITS pada Senin (24/02) ini bertujuan meningkatkan pengetahuan peserta dalam pengelolaan proyek perangkat lunak.
Kepala DTI ITS Dr techn Ir Raden Venantius Hari Ginardi MSc menyampaikan bahwa kegiatan ini turut menggandeng pihak Asosiasi Pendidikan Tinggi Komputer (APTIKOM) Jawa Timur dan peserta dari beberapa perguruan tinggi luar negeri. “Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara dosen-dosen ITS dan mitra universitas di luar negeri,” tutur Hari, sapaanya.
Ia menyatakan bahwa lokakarya ini merupakan langkah penting bagi mahasiswa dalam memulai pijakan guna mempersiapkan diri mempersiapkan diri menghadapi persaingan global. “Dengan menghadirkan pemateri dari universitas ternama dunia, kami ingin memotivasi mahasiswa untuk terus berkembang, baik di tingkat nasional maupun internasional,” teguhnya.
Turut hadir sebagai pembicara, Dosen Ilmu Komputer dari National University of Singapore (NUS) Ganesh Neelakanta Iyer BTech MSc PhD menekankan bahwa manajemen proyek perangkat lunak merupakan pondasi utama dalam pengembangan aplikasi. “Konsep ini sangat penting untuk dipahami karena menjadi parameter keberhasilan proyek perangkat lunak,” ungkap Ganesh.
Para peserta lokakarya saat pembagian grup untuk merencanakan proyek perangkat lunak pada Senin (24/2)
Dalam materinya, ia membahas metode Agile Project Management, salah satu metode dalam manajemen proyek perangkat lunak yang kini banyak digunakan. Hal tersebut karena fleksibilitasnya dalam menghadapi perubahan dengan cepat dan adaptif. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan dalam mendukung pengembangan perangkat lunak utamanya perubahan fitur-fitur yang digunakan.
Lebih lanjut, Ganesh mengungkapkan bahwa metode Agile Project Management memiliki kerangka kerja yang disebut scrum. Dalam pengaplikasiannya, scrum merupakan metode untuk memecah proyek besar menjadi tugas-tugas kecil agar lebih terstruktur dan terdokumentasi dengan baik. “Scrum membantu tim bekerja efektif dan efisien dengan pembagian tugas yang merata,” jelasnya.
Sebagai penutup, peserta tidak hanya memperoleh wawasan teoretis, tetapi juga pengalaman praktis dalam mengelola proyek perangkat lunak dalam bentuk group activity. Dengan membagi proyek besar menjadi tugas-tugas kecil, peserta dapat memahami cara kerja tim yang lebih efektif dan terstruktur. “Hal ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi mereka dalam menghadapi tantangan industri perangkat lunak di masa depan,” ungkapnya. (*)
Reporter: Thariq Agfi Hermawan
Redaktur: Rayinda Santriana
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh
