ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
09 Agustus 2010, 17:08

ITS-Jepang Gelar Workshop Perubahan Iklim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam sambutan awal, Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD selaku Pembantu Rektor IV ITS menjelaskan bahwa workshop ini  terselenggara atas kerjasama ITS, Universitas Tohoku dan BMKG. "Dengan adanya acara ini diharapkan bisa diaplikasikan dalam situasi dan kondisi sekarang" ujar dosen Teknik Kelautan ini. “Eko melanjutkan dari hasil diskusi ini bisa memberikan kita pemahaman terhadap fenomena perubahan iklim dan coastal aspect (aspek pesisir, red).
 
Workshop yang dihelat pada hari Minggu kemarin (9/8) ini diawali dengan pemaparan dari Dr Ir Sri Woro B Harijono MSc tentang pentingnya sains dalam memberikan analisa terhadap dampak pemanasan global dan perubahan iklim. “"Ada 2 hal yang berbeda tapi sangat terkait yaitu Global Warming dan Climate Change,”" kata Woro.
 
Kemudian Chief BMKG Indonesia ini memaparkan bagaimana proses terjadinya global warming yang telah menjadi isu di seluruh negara. Yang ternyata perubahan panas di bumi juga mempengaruhi karakter iklim. Di situ ditunjukkan adanya perubahan beberapa parameter diantaranya adanya musim kering, kekurangan air di beberapa daerah, distribusi hujan yang tidak merata dan lain-lain. "“Sehingga diperlukan adanya pengelolaan adaptasi dan mitigasi dari berbagai elemen masyarakat,"” imbuhnya
 
Woro juga menekankan pentingnya sains sebagai rujukan terhadap peringatan perubahan iklim di dunia. Melalui sains pula mampu didapatkan data akurat, model mitigasi yang bisa diterapkan. "Sehingga sains mampu mandiri melaksanakan fungsinya tanpa interverensi dari pihak manapun. “Sains itu bukan politik,”" ungkap Woro menegaskan.
 
Pembicara dari Universitas Tohoku, Prof Hitoshi Tanaka Dr Eng menjelaskan tentang pengaruh perubahan iklim terhadap perubahan pola area pesisir dan sepanjang sungai. Hal ini dikarenakan bahwa didapatkan data di lapangan, perubahan iklim telah merubah ketinggian air laut yang berakibat pada tingginya erosi dan meningkatnya sedimentasi wilayah perairan. “"Perubahan yang terjadi bisa dilihat dari perubahan kadar garam, pola pasir di ujung delta, erosi pantai dan lainnya,"” imbuh Tanaka.

Guru Besar Teknik Sipil ini memberikan analisa data di beberapa negara terkait hal ini. Fenomena overwashing yang terjadi di Jepang dan Florida, dan AS. Peningkatan sedimentasi di Alkahoma AS dan Danau Yokosuka. Serta menyempitnya area pasang surut di Notoro, Jepang. “"Bahkan di Okinawa, 90% pasir pantai telah hilang akibat erosi yang besar," pungkasnya. (hoe/fn)

Berita Terkait