Di tengah hingar-bingar Piala Dunia 2010, segenap sivitas akademika ITS tak mau ketinggalan perhelatan terbesar kejuaraan sepak bola dunia itu. Sebulan penuh UPT MIK menggelar nonton bareng pertandingan Piala Dunia. Jadi tidak usah heran jika setiap malam terdengar suara gaduh di Plasa dr Angka ITS.
Sejak hari beranjak malam, panitia sudah mempersiapkan segala keperluan acara. Kursi, karpet, proyektor LCD dan screen ukuran 3×3,5 meter sudah terpasang. Peserta pun tampak berbondong-bondong menuju ke lokasi. "Lihat saja nanti, Inggris pasti akan menghajar Jerman," kata seorang peserta yang kala itu menggunakan kostum Kesebelasan Inggris.
Tepat pukul 09.00 malam lampu diredupkan dan Plasa dr Angka mulai dipadati pengunjung. Adu argumen tak jarang terdengar diantara mereka. "Nggak mungkinlah Inggris menang dari Jerman. Lawan Amerika dan Aljazair saja hanya imbang," celoteh peserta yang lain.
Nonton bareng memang bisa menjadi pemersatu individu dari pelbagai kalangan. Walaupun digelar di lingkungan kampus tak hanya mahasiswa, dosen dan karyawan saja yang menonton. Para pekerja bangunan dan masyarakat di lingkungan ITS pun duduk bersama mendukung jagoan masing-masing.
Sofyan Muzakki bahkan rela tidak belajar malam itu walaupun keesokan harinya UAS. "Belajar saya sudah selama satu semester kok," dalih mahasiswa PENS ini.
Ada Menang Ada Kalah
Dalam setiap pertandingan pasti ada menang dan kalah. Beracam-macam luapan kegembiraan bagi pendukung tim yang menang. Simon misalnya, pemuda berambut kriting yang di siang hari bekerja membangun jalan di dekat gedung robotika ini sontak melepas kausnya dan berjingkrak-jingkrak sambil berteriak.
"Lihat, Klose (pemain Jerman-red)!" sambil menunjukkan kepada teman-temannya kaos tim Jerman dengan tulisan Klose di belakang yang ia kenakan. Tepuk tangan dan riuh sorak para pendukung Jerman semakin meramaikan suasana malam itu.
Umpatan-umpatan juga tak ketinggalan meluncur dari pendukung yang kecewa timnya kalah. Tembakan Frank Lampard yang membentur mistar gawang, memantul melewati garis gawang tetapi hakim garis dan wasit tak menganggapnya gol.
"Wasit dan hakim garisnya tidur tuh," celetuk salah satu penonton. Bahkan ada juga yang mengomentari lebih pedas. "Wah yang seperti ini nggak pantas jadi wasit Piala Dunia, Liga Indonesia cocoknya," kata sesorang di sebelahnya. Memang malam itu Panser (sebutan Kesebelasan Jerman-red) sukses menggilas Sang Singa (julukan Kesebelasan Inggris-red) dengan skor telak 4-1. (ian/az)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung