Kelompok yang terdiri dari 58 orang ini dipimpin oleh empat orang dosen jurusan, yaitu Dra Lucia Aridinanti MT, Dwi Endah Kusrini SSi, MSi, Kartika Fitriasari, MSi dan ketua jurusan Dr Sony Sunaryo, MSi. Mereka semua telah berpengalaman dalam melaksanakan survei pada berbagai tingkatan, baik daerah, propinsi maupun nasional. Lainnya adalah mahasiswa semester 2 hingga semester 8.
Mereka terbagi dalam empat peran, yaitu tim surveyor, supervisor, pelaksana data entry dan pelaksana analisa (cleaning) data. Selama enam minggu mereka bekerja keras menyelesaikan tiga tahap survei yang dilaksanakan di beberapa pelosok kelurahan di Surabaya.
Perancangan survei mereka lakukan seteliti mungkin. Mulai dari kerangka sampling yang mereka dasarkan pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM ini mencakup daya beli, kesehatan dan pendidikan. Ada daerah-daerah yan gmempunyai strata tinggi, menengah dan rendah. Salah satu tugas mereka adalah memastikan bahwa persebaran responden mereka merata pada ketiga strata tersebut.
Selain itu mereka juga mengumpulkan DPT (Data Pemilih Tetap) dari pihak-pihak KPU dan BPS. Semuanya mereka gabungkan untuk membentuk sebuah profil penduduk Surabaya sebagai basis penelitian mereka.
Endah menjelaskan, bahwa dari dua juta penduduk Surabaya mereka hanya mengambil sampel sebanyak 500 orang. Karena itu, jumlah responden yang mereka survei harus benar-benar mewakili profil penduduk Surabaya.
Beberapa strategi pun mereka luncurkan demi memenuhi keakuratan hasil survei mereka. Seperti waktu survei yang mereka laksanakan pada sore hari. “Kalau kami mengadakan survei pada pagi hari, kami mungkin hanya akan mendapatkan suara dari para ibu rumah tangga, dan juga pengangguran. Kalau sore hari, itulah saatnya orang-orang pulang kerja. Sehingga data yang kami dapatkan lebih bervariasi,†jelas Kartika.
Sebelum melakukan survei, terlebih dahulu tim ini harus mendapatkan surat ijin. Yang pertama adalah dari Badan Litbang, lalu dari kecamatan-kecamatan tempat survei mereka. Beberapa kejadian menarik terjadi ketika para mahasiswa melakukan survei.
Ada yang harus menunggu hampir sehari penuh untuk mendapatkan surat ijin dari sebuah kecamatan. Ada juga yang mendapat reaksi aneh dari para calon responden mereka. “Saya sempat dikira sebagai sales kompor,†cerita Joni Irawan, seorang mahasiswa semester 6 S1 Statistika. Sementara seorang temannya, Kustiana dari D3 Statistika pernah menghabiskan satu jam untuk mendapatkan hasil survei dari respondennya, seorang ibu berusia lanjut yang hanya bisa berbahasa Jawa.
Data hasil survei dicek secara rinci oleh para supervisor yang terdiri dari lima orang mahasiswa senior. Mereka bahkan menelepon para responden untuk mengklarifikasi data hasil survei bila dianggap janggal atau meragukan. Setelah dicek, maka data pun diterjemahkan dan dianalisis. Setiap tahap membutuhkan waktu dua minggu untuk diselesaikan. Tetapi setiap kali mereka seslesai melakukan survei pada tiap-tiap tahap, mereka segera menyiapkan survei bagi tahap berikutnya.
“Pola tidur kami berubah selama melakukan analisa data,†terang Lucia. “Kami tidur lebih awal, sekitar pukul tujuh hingga setengah delapan, lalu bangun pukul satu pagi dan tidak tidur lagi,†lanjut ibu empat anak ini. Banyak analisa data yang dilakukan oleh para anggota tim di rumah masing-masing, namun mereka selalu melakukan diskusi mengenainya di kampus. Tidak jarang mereka saling ramai mengirimkan sms pada dini hari ketika mereka mulai bekerja.
Setelah meluncurkan hasil survei mereka, tim ini sempat mendapat reaksi dari beberapa pihak. Beberapa kawan SMA para dosen sempat menyatakan kebanggaan dan rasa selamat mereka. Namun, ada juga beberapa isu yang beredar mengenai dukungan mereka pada calon tertentu yang disampaikan melalui sms. “Tetapi sms tersebut tidak menyebut kelompok kami, sehingga kami yakin bahwa sms tersebut tidak berasal dari anggota kami,†ujar Lucia mantap.
Keberhasilan ini merupakan kebanggaan tersendiri. Selain mengangkat nama baik jurusan mereka, kegiatan survei mereka juga menjadi sebuah laboratorium hidup bagi mahasiswa maupun dosen. Kedepan, mereka pun siap melakukan survei pemilihan walikota seperti ini.“Ini merupakan penerapan ilmu statistika di dunia nyata, yang langsung bermanfaat bagi masyarakat luas,†tutur Sony bangga. (lis/yud)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung