Robot Mio-rEi, wakil dari PENS ITS tampil trengginas dengan berturut-turut memperoleh 44 poin, hasil tertinggi di dua laga penyisihan. Sementara itu, robot F4kubo wakil dari ITS memperoleh 37 poin di pertandingan ke dua. Laga penyisihan yang dilaksanakan Sabtu (22/5) berhasil dilalui dengan mudah.
Dalam KRI putaran pertama, Mio-rEi dengan mudah menggebuk lawannya, AMRU, dari Universitas Brawijaya (UB). PENS yang berada di sisi merah, berhasil menyelesaikan Khufu dengan sempurna yakni dengan meletakkan balok – balok merah dan biru membentuk piramid dan menyempurnakannya dengan limas kuning yang menjadi pucuk piramid.
Namun, langkah mulus di piramid Khufu terhenti. Mio-rEi menemui hambatan kala menyusun piramid Khafraa, sebuah piramid yang berukuran sedang ini. Dalam tahapan Khafraa ini, Mio-rEi hanya mampu menyusun dua lapis balik saja. Hingga detik akhir, PENS masih belum mampu menyempurnakan piramid ini dengan menaruh limas kuning sebagai pucuk piramida.
Sementara itu, ITS tak menemui hambatan kala jumpa dengan wakil Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Robot Bimasakti asal Unesa kalah telak dengan F4kubo ITS dengan skor 37-3. Di pertandingan ini, F4kubo, mampu menyusun Khufu dengan sempurna,namun seperti yang terjadi pada saudara mudanya, F4kubo belum mampu membangun Khafraa, sehingga robot ITS ini hanya mampu mengumpulkan 37 poin.
Setelah mampu melewati pertandingan pertama dengan mudah, PENS dan ITS masih tetap tak terkalahkan di babak selanjutnya. Mio-rEi dengan gagahnya kembali melibas lawannya. Kali ini, GIE_SO menjadi korban. Robot dari Universitas Trunojoyo Madura ini digebuk 44-2. Menyusul saudara mudanya, ITS juga mengalahkan Babon dari Institut Teknologi Nasional, Malang dengan Skor 37-0. Di pertandingan terakhir penyisihan KRI.
"Dalam pertandingan kali ini, dua robot yang bertanding harus mampu menyusun 3 piramid secara bersaamaan, Robot mana yang berhasil memindahkan balok – balok dengan cepat dan rapi, akan mendapatkan point tertinggi," tutur ketua juri, Dr Ir Wahidin Wahab.
Piramid sendiri terdiri dari tiga ukuran, Khufu, kharraa dan mankaura, meskipun ukurannya sedang, Kharra menjadi momok yang menakutkan bagi tim, karena tidak ada satupun robot yang mampu menaklukkan piramida ini.
ITS sendiri mencanangkan target membawa pulang gelar juara. "Target kami adalah juara, namun kami harus memastikan dulu lolos tiket penyisihan ini, setelah itu kami masih mempunyai waktu sebulan untuk persiapan ke tingkat nasional," tutur Rudi, Dosen Pembimbing KRI ITS.
Namun, langkah ITS tampaknya akan mendapatkan lawan tangguh dari PENS. Sebagai juara KRI 11 kali berturut – turut, PENS dianggap menjadi momok menakutkan bagi lawan – lawannya, begitu pula dengan ITS. "Lawan paling tangguh, tetap dipegang oleh PENS," imbuh Rudi.
Sayangnya, dalam penyisihan KRI ini kesuksesan PENS dan ITS tak diikuti oleh Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). PPNS masih kurang beruntung setelah kalah dua kali berturut-turut dari Mat Builder, Politeknik Negeri Jember dan Rakai GTM dari Universitas Negeri Malang dengan skor 0-1. (kl/yud)
Laporan Ekslusif
Reporter ITS Online : Kurnia Lutfi, mahasiswi PENS ITS (kl)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung