"Pada dasarnya tujuan acara ini adalah untuk menguji kompetensi aplikasi keilmuan Teknik Industri dan mempererat kerjasama antar mahasiswa TI seluruh Indonesia," jelas M Jefi Nur Cahyono, ketua panitia INCHALL 2010. Selain itu, even dua tahunan ini juga berlangsung dalam rangka menyambut 25 tahun Jurusan Teknik Industri ITS.

Setelah melewati proses seleksi online akhir bulan lalu, terpilihlah sepuluh tim yang berhak mengikuti stage kedua yang diadakan di kampus ITS Surabaya. Mereka merupakan perwakilan dari UGM, Undip, ITB, Universitas Sumatera Utara (USU), UI, Al Azhar Jakarta, dan masing-masing dua tim dari Universitas Islam Sultan Agung ( UNISSULA ) Semarang dan tuan rumah TI ITS.

Di tahap kedua ini, sepuluh tim yang berhasil lolos tersebut harus melewati seleksi presentasi studi kasus. Persoalan dibuat oleh dewan juri yang diantaranya berasal dari profesional bidang industri, diantaranya CEO PT Kelola Mina Laut, Ir M Nadjikh, Senior Manager PT Semen Gresik, Tri Hartono SE MBus. Sengaja panitia INCHALL 2010 memilih juri dari pihak luar untuk menjaga kredibilitas lomba. Setelah itu dilanjutkan dengan kunjungan industri di salah satu perusahaan untuk melihat proses kerjanya.

Tim UAI Al Azhar Indonesia, Redfans Undip, IEGMUBETTER UGM, Vijaya ITB dan Lakone TI ITS berhasil merebut lima tiket final stage. Di sini, sekali lagi mereka dihadapkan pada permasalahan suatu perusahaan yang dulu berjaya tapi sekarang hampir kolaps. Dengan kompetensi para peserta di bidang keilmuan TI, mereka dituntut untuk mempresentasikan solusinya.

Akhirnya, juara satu berhasil diraih tim Vijaya ITB. Sedangkan Lakone TI ITS sebagai tuan rumah harus puas sebagai runner up. Sementara itu, IEGMUBETTER UGM, UAI Al Azhar, dan Redfans Undip berhasil menduduki peringkat selajutnya.

"Tak apa lah, kami sudah berjuang maksimal. Walaupun hanya juara tiga, tapi saya bangga akirnya bisa menyumbangkan sesuatu bagi almamater," kata Bugar Waristara, mahasiswa UGM ini menanggapi kemenangannya. (ian/yud)