Siapa bilang ITS tak jago bermusik? Nyatanya dalam event yang digelar Mesin Musik Club (MMC) Minggu (9/5), dua belas band tampil beradu kompetensi mewakili jurusannya untuk mendapatkan gelar band terbaik.
“Banyak mahasiswa ITS yang sebenarnya punya bakat bermusik, hanya kurang wadah saja,†tutur Vadeo Rahmad Pradana, ketua panita Rock On ITS. Berbeda dengan Music Clinic : event sebelumnya yang mengahdirkan maestro untuk memberi pelatihan, kini pemusik ITS bisa terjun langsung untuk saling berunjuk gigi.
Walaupun sempat mengalami penundaan pelaksanaan acara karena kendala teknis, Rock On ITS tetap berjalan meriah dan wah. Puluhan mahasiswa setia menunggu band jagoan mereka tampil di atas panggung. Seraya bertepuk tangan sampai bergemuruh, teriakan penonton juga seolah tak kalah dengan gebukan para drumer band .
Dengan tetap mengusung tema nasionalisme, peserta festival diberi waktu lima belas menit untuk menunjukkan bakat meraka. “Karena tema yang diangkat nasionalisme, jadi peserta wajib membawakan satu lagu bertema nasionalisme, dan satu lagu bebas,†terang mahasiswa yang akrab disapa Dodo ini.
Sebagai pembuka acara tampil band kawakan Andromeda. Dengan gaya yang kental dengan aliran musik bergenre rock, band asli Surabaya tersebut sukses memberi pemanasan penonton untuk mengikuti jalannya festival band yang berlangsung hingga pukul sepuluh petang.
Selain itu, Rock On ITS menunjukkan usahanya untuk benar-benar mengguncang ITS. Dancer asal Unair tampil sebagai bintang tamu. Lima orang dancer menari dengan gemulai seolah mengajak penonton untuk lupa sejenak kenyataan bahwa kurang sebulan lagi akan diadakan Ujian Akhir Semester (UAS). “MMC sering mengadakan kegiatan yang bersifat refreshing, dan bersifat kondisional,†ujar Dodo. Ia pun mengenalkan kegiatan rutin yang diadakan MMC, seperti music cafe, dan music clinic.
Dengan pengalaman kegiatan yang tak kurang tersebut, mudah bagi MMC untuk menggaet Purwacaka cabang Galaksi untuk ikut meramaikan Rock On ITS dengan jamming performance. Selain itu juga Istara fm yang didaulat sebagai pembawa acara.
Kesuksesan pagelaran musik pertma yang merangkul semua mahasiswa ITS ini tak lepas dari sosok seorang ketua jurusan. Dr Ing Herman Sasongko. Pria yang selalu tampak akbrab dengan anak didiknya memberi dukungan sepenuhnya terhadap kegiatan yang mengasah softskill mahasiswanya. Termasuk dalam bermusik.
Lulusan Jerman inipun sempat memberi kritik pada sitem akademik ITS. “Kegiatan mahasiswa terlalu dibatasi oleh formalitas dan menghambat kreativitas,†paparnya halus. Sehingga Herman berharap agar ITS memberi keleluasaan dalam mewadahi mahasiswa dalam berkarya.
Walau perolehan peserta belum mencapai target, Dodo berharap agar tahun depan bisa meraih peminat yang lebih besar.â€Jangan takut membentuk band dan bergenre rock, jadi tahun depan bisa lebih banyak band yang ikut berpartisipasi,†pungkas mahasiswa asal Madura ini.
Tepat pukul sembilan tiga puluh petang, tiga master juri MMC yakni Rizki Hijrah Permana, Adi Pranata, dan Satya turun lagsung dalam mengumumkan tujuh peraih nominasi terbaik. Yaitu Best Performance, Best Theme, Most Favorit Band, Best Guitar, Best Drum, Best Bass, dan Best Vocal. Mereka berturut-turut adalah Pondok Putri Band, In-Line System, Elmes band, D-15, Pondok Putri, Symphoni Band dan In-Line System.(fz/yud)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi