Acara tersebut direncanakan untuk membahas berbagai properti mangrove yang berpotensi untuk dimanfaatkan, baik dari segi pelestarian lingkungan maupun ekowisata. Surabaya sendiri memilki kawasan mangrove yang potensial untuk dimanfaatkan, yaitu di kawasan Wonorejo, Rungkut serta daerah Gunung Anyar yang memiliki wisata Anyar Mangrove.
Sayangya, pengelolaan di kawasan mangrove tersebut masih kurang bagus, terutama bila dibandingkan dengan Mangrove Information Centre di Sanur, Bali. Ada juga fakta bahwa mangrove di daerah Surabaya tersebut malah membunuh ekosistem ikan yang ada di daerah tersebut.
Ini diduga dikarenakan oleh senyawa kimia yang dikeluarkan oleh mangrove, sebagai salah satu kemampuan mangrove untuk melakukan phytoremediasi, atau detoksifikasi perairan di sekitarnya. Menjawab permasalahan tersebut, Widowati SP, salah satu narasumber yang hadir mengatakan bahwa ada kemungkinan ekosistem air di daerah tersebut mengalami pencemaran, dan memerlukan pengelolaan limbah yang lebih baik.
“Saya akan sangat mendukung bila Biologi ITS akan mendirikan program pengolahan limbah, apalagi lingkungan air di kawasan ITS tergolong air payau, sama seperti yang terdapat di kawasan mangrove,†tutur alumni jurusan Biologi ITS ini.
Tak hanya itu Ir Sri Nurhatika MP, salah satu dosen jurusan Biologi juga menyampaikan tentang salah satu potensi mangrove yang kerap kali terlupakan. Yakni potensi Bioremediasai,kemampuan untuk mendetoksifikasi lingkungan sekitarnya
Penelitian yang dilakukannya di pulau Kangean di daerah Madura menunjukkan bahwa mangrove merupakan tumbuhan favorit menempelnya mikroorganisme. Mangrove dengan warna kehijauan mengundang jamur untuk hidup di sepanjang tubuhnya, sementara mangrove kuning lebih disukai oleh bakteri. Karena itu ia juga menyarankan untuk tidak menggunakan mangrove dalam pembuatan kerajinan kayu termasuk pembuatan kapal.
Zulis Mufidah, ketua panitia dari seminar ini mengaku bila Himpunan Biologi ITS akan berusaha terus memberikan pembelajaran tentang potensi mangrove kepada banyak khalayak. “Karena tidak banyak orang, terutama orang awam, yang mengerti tentang mangrove, maupun potensinya,†tutur mahasiswi yang akrab disapa Zulis.
Namun, yang sangat disayangkan, pada seminar ini dua narasumber berhalangan hadir. Dua orang narasumber tersebut adalah Ali Mansyur dari Mangrove Center Tuban serta perwakilan dari Dinas Pariwisata yang akan mengulas ekowisata mangrove.
Acara seminar ini akan berlanjut dengan penanaman mangrove Rhizophora mucronata di sepanjang daerah seberang GOR Futsal dan Asrama ITS, Minggu (23/5). Ali Mansyur akan memberikan materi tentang potensi mangrove sebelum sesi penanaman mangrove sebagai ganti sesi hari Sabtu yang tertunda.(lis/yud)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung