“Mematikan lampu jika tidak gunakan lagi,†kalimat tersebut meluncur dari seorang siswa berseragam merah putih. Saat itu tubuhnya berada dalam sebuah layar persegi ekstra besar bersama enam siswa lainnya. Sementara, puluhan siswa lainnya yang berada di luar arena memberikan semangat kepada temannya yang sedang “bertarungâ€. Sesekali para siswa tersebut bergantian melempar dadu berukuran super pula.
Itulah sedikit gambaran tentang suasana perlombaan Education Game Ular Tangga yang dihelat di SD Muhammadiyah 4, minggu kemarin (2/5). “Inginnya kami itu bagaimana bisa menanamkan pola hemat energi terutama listrik pada anak-anak dengan sesuatu yang menyenangkan. Akhirnya dipilihlah konsep ular tangga,†ujar Anindito Kusumojati, ketua pelaksana.
Konsep ini adalah buah karya Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) lima mahasiswa Elektro yang beranggotakan Anindito Kusumojati, M Rizal Habibi, Dhuha Abdul Aziz, Nastiti Puspitosari dan Rifqy Said Bamatraf. Mereka berlima menginginkan konsep yang mereka usung bisa tertanam dan terealisasi namun siswa juga bisa senang melakukannya.
Untuk mewujudkan hal ini, saat sosialisasi program PKM, seluruh sekolah yang dikunjungi diwajibkan membuat sepuluh kesepakatan tentang hemat energi yang disetujui secara musyawarah bersama. “Kami menyebutnya mini conference dan menghasilkan kesepakatan yang mengikat,†ungkap mahasiswa yang akrab disapa Dito ini.
Pada puncak kegiatan, seluruh peserta yang berasal dari SD Muhamadiyah 4, SD Kertajaya, SD Bubutan VI, SD Kendangsari V, SD Margerejo I dan SD Alam Insan Mulia diadu dalam rangkaian kompetisi beberapa babak. Dimulai dengan babak pembuatan poster hemat energi, bermain ular tangga, ujian tertulis dan ujian berkelompok. “Pemenangnya adalah yang memiliki nilai akumulasi tertinggi. Yang nantinya akan mendapatkan piala walikota Surabaya,†ungkap mahasiswa angkatan 2008 ini.
Secara esensi, adanya piala sebenarnya tidak terlalu penting. Namun yang terpenting adalah pola pemikiran hemat energi bisa mengikat peserta serta bisa dilaksanakan. Dan hasilnya pun ternyata sudah nampak. “Setelah kita sosialisasi, pihak sekolah SD Muhamadiyah 4 menerapkan konsep hemat energi dengan mematikan alat listrik di kelas saat jam istirahat,†katanya.
Para peserta tampak antusias sekali dalam mengikuti kegiatan ini. Salah satunya Aldi, siswa kelas V SD Margerejo I ini terlihat bersemangat karena selain mendapatkan pengetahuan baru, juga mendapatkan teman baru. “Sudah ada beberapa yang saya ajak kenalan,†ucapnya polos.
Tak hanya peserta, guru yang turut mendampingi siswanya juga ikut mendukung kegiatan ini. “Kegiatan ini sangat baik karena dilaksankan dengan konsep baru, pemandu baru, teman baru dan tempat baru jadi membawa suasana baru bagi siswa. Selain itu juga tepat sasaran, mengingat nantinya merekalah yang akan menjadi generus bangsa, †ungkap Slamet, guru kelas V SD Kendangsari V.
Game Dilirik PLN
Konsep hemat energi listrik yang diusung Dito dkk tenyata membawa berkah tersendiri. Perusahaan Listrik Negara (PLN) tertarik dengan konsep yang mereka usung. Tidak hanya tertarik, PLN juga memberikan suntikan dana untuk pelaksanaan kegiatan ini. “Kita dapat dari PLN sekitar lima juta untuk program ini,†kata Dito.
Lebih lanjut, konsep ini juga akan digunakan PLN untuk melakukan penyuluhan hemat energi. “Target PLN adalah anak-anak se-Jawa Timur,†tambahnya.
Terlepas dari hal ini semua, ada keinginan pribadi yang ingin Dito realisasikan. Yakni mengadakan pelatihan ini di daerah pinggiran Surabaya. “Akan kami laksanakan diluar kegiatan PKM ini,†pungkasnya. (hoe/fn)
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi
Surabaya, ITS News — Mewujudkan sinergi dengan pemerintah daerah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyambut positif program Bantuan Biaya