Bentuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan memang menjadi cara untuk melatih kepekaan jiwa sosial kita. Begitu pula mahasiswa Teknik Kimia yang telah berupaya menjual botol bekas untuk diwujudkan sembako yang menjadi kendala hidup masyarakat Tanjek Wiger ditengah kondisi krisis. Acara baksos ini pun menjadi cara ampuh untuk mengakrabkan mahasiswa dengan warga.

Tak hanya itu, pemandangan lain pun ditunjukkan mahasiswa. Lahan pasar baru yang seolah tak berpenghuni baik siang ataupun malam disulap bak bioskop saja. Tak heran, hampir 100 warga datang dengan antusias acara nonton bareng. Meski gerimis mulai turun sebelum acara dimulai.

Sekitar pukul 18.30, satu per satu warga yang terdiri dari anak-anak sampai orang tua mulai mencari posisi duduk yang nyaman dibawah tenda. “Acara ini dipilih di pasar bukan tanpa alasan. Sekretaris desa meminta suguhan hiburan ini juga sebagai wujud optimalisasi pasar kembali,” ujar Nur Hamidah, ketua panitia kegiatan tersebut.

Tak berapa lama, wajah masyarakat mulai serius menatap layar. Laskar pelangi pun menjadi tontonan menarik sambil ditemani kacang rebus. “ha..ha..ha…,” tawa renyah anak-anak pun terdengar saat adegan mahar dan kawan laskar pelangi beratraksi di acara karnaval. Rupanya, hal-hal lucu memang disukai warga desa tersebut.

Ditengah keasyikan nonton, kendala pun muncul secara tiba-tiba. Listrik disekitar pasar mati sehingga otomatis film itu pun terhenti. “Untung saja, lampunya mati hanya sebentar,” keluh Mida. Kesalahan teknis ini pun tidak menimbukan ricuh. Novi, salah seorang warga mengungkap kesenangannya terhadap acara nonton bareng ini. “ Saya jarang nonton bareng seperti ini. Sayang waktunya kurang lama,” ucap Novi.

“Jujur saja kita senang ada mahasiswa yang mau berbagi sesuatu yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Kalau bisa kapan-kapan diputarkan film lagi, ya?” pinta Masbukin, kepala desa tersebut yang disambut anggukan dan tawa masyarakat. (esy/yud)