Mengawali acara, kegiatan yang memasuki tahun ke-4 pelaksanaan ini dibuka dengan talk show seputar perubahan iklim. Tiga pembicara dihadirkan dalam acara ini, yakni Armi Susandi PhD dari Badan Perubahan Iklim Indonesia, Bambang Catur Nusantara SH dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) serta Ir Amien Widodo MS pakar bencana yang juga merupakan dosen Teknik Sipil ITS. Masing-masing pembicara menyampaikan tema perubahan iklim dari sudut pandang masing-masing.
“Pak Armi mengawali dengan memberikan definisi umum tentang perubahan iklim, dampak serta kejadian bencana yang terjadi di Indonesia atau dunia. Dilanjutkan dengan pengarahan dari Pak Catur mengenai pentingnya peraturan tentang penyelamatan lingkungan secara menyeluruh,†jelas I Gede Made Juriko Finarta, Ketua Panitia LITL 2010.
Terakhir, Amien Widodo memaparkan tentang adanya siklus aktivitas alam yang rutin terjadi dan pasti terjadi sebagai bentuk keseimbangan alam. Namun aktivitas alam tersebut sering berpotensi menjadi bencana. Untuk itu, manusia seharusnya memahami dan mengantisipasi kondisi alam tersebut. “Beliau menegaskan bahwa alam itu tidak dapat membunuh, yang membunuh adalah ketidaksiapan manusia terhadap fenomena alam tersebut,†ungkap mahasiswa yang akrab disapa Riko ini.
Dari sisi kompetisinya sendiri, berbagai jenis produk inovasi dari berbagai kampus bejejer rapi memenuhi stand yang sengaja disediakan panitia. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa, karya pelajar dari beberapa sekolah di kota metropolis ini juga turut mewarnai kompetisi yang digelar di Balai Pemuda tersebut. Dari karya-karya tersebut, semuanya adalah bentuk inovasi dari berbagai bidang untuk meminimalisasi kadar emisi karbon pada lingkungan.
“Sengaja kita mengusung tema tentang upaya untuk mereduksi emisi karbon. Bentuk inovasi yang ada bermacam-macam, yang penting sesuai dengan tema yang kita usung,†tambah Riko.
Lebih lanjut mahasiswa asal Bali ini memaparkan bahwa kompetisi dibagi menjadi dua kategori, mahasiswa dan pelajar. Dari 40 karya mahasiswa dan 36 karya pelajar yang masuk ke panitia, dipilihlah 10 karya mahasiswa dan 4 dari pelajar yang dipamerkan selama pelaksanaan LITL di Balai Pemuda.
Dari karya yang lolos terdapat beberapa karya mahasiswa ITS. Salah satunya adalah pembuatan briket dari enceng gondok. Inovasi mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ini memanfaatkan enceng gondok yang dikeringkan kemudian dicampur dengan tepung sagu sebagai perekat. Terakhir, campuran tersebut dikarbonisasi untuk meningkatkan nilai kalor briket. “Briket yang sudah jadi bisa digunakan sebagai pengganti minyak tanah atau kayu yang memiliki gas buang yang tinggi,†ulas Annie Mufyda salah satu anggota tim tersebut.
Ada pula karya dari kampus lain. Misalnya Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang mengusung pembuatan pakan ternak dari isi rumen (lambung sapi, Red.). Dengan pengolahan yang dilakukan, mereka mengaku bisa mendapatkan pakan ternak yang kaya protein, karbohidrat serta memiliki rasa manis. “Dengan adanya pemanfaatan ini kami juga turut meminimalisasi pembuangan limbah isi rumen yang biasanya dibuang asal-asalan di sawah,†jelas Risky Wahyulisnanda, salah satu anggota kelompok.
Selain itu ada pula tim yang mengusung pembuatan bio etanol dari limbah perkebunan salak, pemasangan hutan di setiap genteng bangunan perkotaan dan lain-lain. Selain kompetisi karya ilmiah, dalam kegiatan ini juga diadakan lomba fotografi, kompetisi band pelajar, education center dan bazar buku. (hoe/tyz)
Surabaya, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi meluncurkan
Surabaya, ITS News — Mewujudkan sinergi dengan pemerintah daerah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyambut positif program Bantuan Biaya
Mojokerto, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui inovasi teknologi
Kampus ITS, ITS News — Guna mendukung gaya hidup sehat yang lebih intens, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) resmi