ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
15 April 2010, 09:04

Bangunan-bangunan Bergerak

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sinema dan arsitektur adalah dua seni populer yang sangat dekat dengan masyarakat luar, bahkan menjadi milik masyarakat," John mengawali. Setiap hari kita melewatinya, dan kita mengenal keduanya dengan baik. Tapi kesamaan yang paling utama adalah bahwa di dalam kedua hal tersebut terdapat motion (gerak) dan movement (pergerakan).

Di dalam arsitektur ada gerak dan pergerakan? Apakah ini berarti bangunan-bangunannya bergerak?

Sebenarnya, motion dan movement yang dimaksud adalah sebuah kedinamisan pada bangunan yang memberi kesan hidup. Konsep ini telah digagas sejak sekitar abad ke-17. Kali itu, di zaman industrialisasi, saat benda-benda mekanis mulai diciptakan, terjadilah sebuah perpaduan antara motion dan movement.

Beberapa film pertama yang dibuat pada tahun-tahun tersebut mulai menunjukkan movement, ketimbang motion yang hanya sekedar gerak dari awal-tengah-akhir tapi tanpa sebuah pergerakan yang menarik. John mencontohkan sebuah film yang hanya terdiri hanya dari beberapa foto tajam hitam-putih disertai suara yang mampu menciptakan movement daripada sebuah film yang bergerak. Beberapa bangunan juga menunjukkan kesan movement, seperti Gereja Saint Ivo karya Francesco Borromini di Italia, meskipun belum terkonsep dengan baik.

Le Corbusier, arsitek post-moderen ternama dari Prancis sering memotret bangunan karyanya dengan disertai sebuah mobil tepat di depannya. Ini bertujuan untuk menggambarkan motion. Tapi ia juga mengatakan bahwa sebuah bangunan tidak hanya bisa dipandang dari luar saja, kita harus masuk ke dalam dan menjelajahinya untuk merasakan movement yang ada pada bangunan tersebut.

Ia termasuk dalam jajaran pertama orang-orang yang dapat menafsirkan dan menonjolkan movement lewat karya-karyanya. Sebenarnya, movement pada arsitektur lebih penting, karena bangunan-bangunan tidak diciptakan untuk bergerak sembarang (motion).

Konsep movement ini memang telah berubah banyak sejak abad tersebut, baik dalam sinematografi maupun arsitektur. Bila dibandingkan dengan film-film pertama yang dibuat, kini film lebih suka menyajikan adegan-adegan seru tanpa sebuah cerita yang pasti di belakangnya. Pada bidang arsitektur pun terjadi sebuah pergeseran konsep movement.

Dulu, arsitektur yang bergerak sering diidentikkan dengan gerakan manusia. Kini konsep movement yang dipakai adalah bangunan yang berdiri selayaknya manusia berdiri. "Seorang manusia, sebagaimanapun diamnya ia berdiri, sesungguhnya tidak sepenuhnya diam", John menegaskan.

Apalagi bila manusia tersebut berdiri pada satu kaki, ada sebuah keseimbangan yang bekerja pada manusia saat mereka diam. Inilah yang sekarang sedang marak dikonsepkan oleh para arsitek. Sebuah kesan kehidupan melalui sebuah posisi statis, begitulah kira-kira konsepnya.

Sebuah bangunan di Swiss mencoba mengembangkan konsep tersebut. Roche Pharm Research Building mempunyai bentuk yang sangat sederhana, terdiri dari kotak-kotak, namun bila diamati lagi, gedung tersebut terlihat berpendar-pendar. Ini karena fasade bangunan menggunakan kaca dengan bertaburkan lempeng-lempeng keramik yang sangat kecil.

Prof Dr Ir Josef Prijotomo, M Arch, guru besar Jurusan Arsitektur yang turut hadir dalam acara tersebut menambahkan bahwa konsep movement ada pula pada arsitektur nusantara. John sangat tertarik dan bertanya lebih lanjut mengenainya.

Josef berkata, "Candi di Jawa banyak mempunyai konsep movement. Lihat relief yang terdapat pada candi-candi tersebut, tidak akan terlihat sebuah posisi yang statis, semuanya melambangkan gerak. Ini yang menjadi perbedaan besar antara candi di Jawa dengan candi di India," pecinta arsitektur nusantara ini menjelaskan.(lis/bah)

Berita Terkait