Pelaksanaan Try out sendiri adalah untuk memperkenalkan tipe soal yang diujikan dalam UMDES. Adi Bambang Suroso, ketua panitia try out mengaku bila tidak sedikit peserta kaget ketika mengerjakan soal UMDES yang sebenarnya. Kebanyakan calon mahasiswa menganggap ujian masuk jurusan desain itu sama dengan seleksi nasional seperti SNMPTN.  “Soal-soal UMDES dengan SNMPTN itu jauh banget bedanya,” jelas Bambang.

Mahasiswa Despro angkatan 2008 ini, lalu membandingkan soal UMDES dan soal SNMPTN. Menurutnya, soal-soal SNMPTN itu hanya mengandalkan logika otak kiri saja. Berbeda jauh dengan UMDES yang memadukan kemampuan logika otak kiri dan kreativitas otak kanan manusia.

Bambang mengungkapkan, siswa yang diterima di Jurusan Desain bukanlah siswa sembarangan. Pasalnya, mereka harus mampu meyelaraskan kemampuan kedua otaknya. “Manusia itu ada yang berkembang pesat otak kirinya, ada pula sebelah kanannya. Namun mahasiswa Despro harus mempunyai keduanya,” cetusnya.

Dalam pelaksanannya, UMDES dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah tes tulis. “Tahap ini akan menguji peserta di bidang akademik dasar yang meliputi verbal, logika matematika, dan spatial,” tambah pria asal Lumajang ini. Sesi terakhir adalah tes menggambar.

Setelah menyelesaikan soal-soal yang menguras energi dan memeras otak itu, ratusan peserta dihibur dengan penampilan live music mahasiswa. Selain itu, beragam karya terbaik mahasiswa despro ITS juga dipamerkan disana. Mulai dari gambar ilustrasi, komik-komik menarik, buku cerita anak-anak, sampai modelling pistol M 1911 tertata rapi di sekitar selasar kampus Despro.

Amir Syarifuddin, salah satu peserta, merasa sangat puas akan pelaksanaan try out ini. Melalui kegiatan tersebut, siswa SMA N 1 waru ini mulai mengetahui tipikal soal UMDES yang akan dihadapinya awal Juli nanti. “Sebelumnya, saya tidak tahu apa-apa tentang informasi  Despro. Namun sekarang semuanya terasa jelas. Saya juga merasa lebih mantap untuk menekuni bidang desain,” ucap siswa yang ingin menjadi mahasiswa DKV ITS ini. (niv/yud)