Jamur tiram bukan jamur asing lagi di kalangan masyarakat. Mulai dari sayur, obat, kripik sampai ice cream pun menggunakan produk jamur tiram. Namun, tak segelintir orang yang masih belum tahu potensi jamur jenis ini, termasuk mahasiswa. “Seminar ini memang bertujuan memberikan info tentang jamur tiram. Barangkali mereka ingin kerja sampingan dengan budidaya jamur tiram,†ungkap Puput Perdana Widiyatmanto, ketua panitia seminar tersebut.
Kenapa harus budidaya jamur tiram? Menurut Puput, potensi ekspor jamur tiram ini sangat tinggi. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan jumlah produksi dalam negeri. “Ada ketimpangan permintaan dan penawaran,†lanjut mahasiswa Biologi yang sudah mulai berkecimpung di dunia budidaya jamur tiram.
Pernyataan Puput lebih dipertegas lagi oleh pembicara seminar yang sudah bergelut dengan usaha ini. Sulfahri, pembicara pertama mengungkap gambaran umum teknis dan budidaya si jamur. Tak ketinggalan, ia juga membahas sejarah dan peluang bisnis jamur tiram.
“Kebanyakanmasyarakat beranggapan klasik bahwa budidaya jamur tiram itu sama dengan memasok jamur mentah. Padahal ada banyak jenis usaha yang berkaitan dengan budidaya jamur,†jelas pengusaha muda yang tak lain mahasiswa Biologi semester 6. Bahkan, omset usahanya sudah mencapai Rp 15 juta per bulan.
Senada dengan Sulfahri, Siswoyo sebagai pembicara kedua lebih memaparkan tentang teknik pengolahan jamur tiram dari bibit hingga perawatannya. “Jamur tiram memang tidak memiliki biji. Jadi, kita dapat menggunakan kultur jaringan sebagai proses budidaya,†jelas mahasiswa yang studi di Biologi pula.
Materi dilanjut pembicara ketiga, Hendro Prabowo SE. Ia menjelaskan prosesi panen dan analisis keuntungan yang didapat dari budidaya sederhana ini. “Kita harus detail menganalisis biaya mulai dari penyediaan bibit, pemasaran, hingga harga jual di pasar,â€jelasnya.
Disisi lain, animo peserta seminar sangat luar biasa. Terbukti, mahasiswa dari universitas lain turut antusias belajar budidaya si jamur. Diantaranya, mahasiswa Biologi UniversitaAirlangga, Universitas Negeri Surabaya, UPN, dan orang umum. Dari kerumunan peserta tampak mencolok seorang siswa SMA dengan seragam khas SMA, Yussrotin Miftakhul Jannah. “Jujur saja, saya suka biologi dan sangat tertarik dengan jamur tiram ini. Jadi ingin membudidayakannya,†ungkap siswa MAN Surabaya.
Acara ini diakhiri dengan pemberian baglog, sebuah kantong plastik yang sudah berisi serbuk gergaji dan bibitnya. Baglog ini menjadi awal budidaya bagi para peserta dengan harapan peserta bias mulai berusaha sendiri atau bergabung dengan orang yang ahli bidangnya. (esy/yud)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan