Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan (Himatekpal) ingin mempersembahkan karya terbaiknya. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya HSC perdana pada SAMPAN 4 tahun ini. "Kami ingin membuat sebuah inovasi terbaru sehubungan dengan peringatan 50 tahun ITS dan jurusan kami," ujar I Gede Agus Putra Wicaksana selaku Ketua Panitia HSC.
HSC ini memang bisa terbilang cukup unik untuk ukuran sebuah olimpiade. Pada saat semifinal, konsep olimpiadenya adalah jelajah kampus. "Para peserta wajib menjawab soal yang disediakan di lima pos yang diletakkan di areal Fakultas Teknologi Kelautan (FTK)," ungkap mahasiswa angkatan 2007 ini. Agus berharap dengan cara ini peserta, yaitu siswa SMA se-Jawa Timur dan Bali, dapat lebih mengenal Jurusan Teknik Perkapalan dan FTK.
Tak kalah dengan konsep semifinal, konsep finalnya pun bukan seperti olimpiade pada umumnya. Dalam final terdapat cerdas cermat seputar mata pelajaran fisika dan matematika, yang merupakan basic ilmu Teknik Perkalapan. Selain itu, ada juga cerdas cermat ilmu pengetahuan umum berbahasa Inggris dan sesi presentasi inovasi. Peserta diberi waktu selama dua jam untuk membuat sebuah ide dengan tema \\\’Inovasi Tunas Bangsa dalam Mengembalikan Kejayaan Maritim Indonesia\\\’. Ide tersebut kemudian dipresentasikan dihadapan dewan juri menggunakan Bahasa Inggris.
Penggunaan bahasa Inggris dalam ajang ini pun mempunyai alasan tersendiri. "Karena sebenarnya cakupan ilmu perkapalan itu adalah internasional. Generasi-generasi Jurusan Teknik Perkapalan haruslah fasih berbahasa Inggris," tutur Agus. Untuk melengkapi konsep ini, panitia mengundang Mr Brendon Pettit, seorang native speaker dari English First untuk menjadi salah satu juri HSC, selain dua orang juri lainnya yang merupakan dosen Jurusan Teknik Perkapalan ITS.
Inovasi Siswa SMA Untuk Maritim Indonesia
Tiga tim yang berhasil lolos ke babak final HSC adalah tim yang berasal dari SMAN 2 Kediri, SMAN 1 Denpasar, dan MAN 3 Malang. Mereka berhasil menyisihkan 110 tim lainnya saat babak penyisihan yang digelar serentak di enam kota se-Jawa Timur dan Bali. Kemampuan para finalis memang tak diragukan lagi. Terbukti ketika sampai pada sesi presentasi inovasi, para finalis terlihat cukup fasih berbahasa Inggris dan inovasi yang mereka gagas pun cukup briliant untuk seukuran siswa SMA.
Tengok saja SMAN 2 Kediri yang menggagas tentang adanya ocean tour yang mencakup snorkling, sailing, diving, dan fishing. Menurut tim ini, wisata merupakan salah satu cara yang efektif untuk menyadarkan masyarakat dalam melestarikan laut Indonesia demi mengembalikan kejayaan maritim Indonesia.
Lain lagi dengan MAN 3 Malang yang mengungkapkan bahwa perlu adanya warship di Indonesia, dengan sistem navigasi dan pendeteksi yang lengkap. Tim ini berpendapat bahwa maritim Indonesia harus senantiasa dijaga, agar potensi yang dimiliki jangan sampai dimanfaatkan orang lain.
Ide unik terakhir datang dari siswa-siswa SMAN 1 Denpasar. Inovasi yang mereka tawarkan adalah penggunaan remote sensing to maping the ocean. Menurut mereka, sistem remote sensing bisa digunakan untuk memproleh data-data tentang dunia bawah laut, sehingga bisa diadakan maping terhadap laut Indonesia. Tim SMAN 1 Denpasar menyatakan bahwa dengan maping ini, proteksi terhadap laut Indonesia akan lebih mudah. (sat/nrf)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung