ITS News

Minggu, 21 Desember 2025
12 Februari 2010, 10:02

Waterbird Watching Race, Kebanggaan Baru Mahasiswa ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Saat ini, pengamatan burung liar memang menjadi salah satu kegiatan menarik yang disoroti oleh berbagai pihak. Bahkan, tak hanya para pecinta burung, Wakil walikota dan Kepala Dinas Pertanian Surabaya, Syamsul Arifin juga turut memberikan dukungan.

“Setiap Universitas di Surabaya diharapkan memiliki ikon-ikon kebanggaan. Seperti, ITS dengan robotikanya. Sekarang, kegiatan pengamatan burung liar juga bisa menjadi icon ITS,” tutur Arif saat membuka acara. Dalam riset plan Surabaya, tambah Arif, hendaknya mengarah pada pertumbuhan kawasan konservasi. Salah satu caranya yaitu melakukan kegiatan  pengamatan burung liar.

Untuk keempat kalinya, KSBL Pecuk mengadakan acara serupa. Acara yang dikemas dalam bentuk kompetisi ini juga merupakan upaya penyadaran masyarakat akan pentingnya penjagaan ekosistem alami. Pasalnya, banyak burung di alam yang diburu kemudian dijual. “Di Wonorejo pun telah ditemukan 147 spesies baru yang pernah transit. Semoga nanti bisa ditemukan spesies baru lagi,” lanjut Arif sebelum penyerahan binokuler sebagai bentuk simbolik.

Kompetisi burung liar ini tak jauh berbeda dengan model pengamatan di Wonorejo. Dalam penjelasannya, Anindyah juga menuturkan bahwa nantinya setiap tim yang terdiri dari dua sampai tiga orang akan diberikan titik-titik lokasi pengamatan. “Mereka bebas mengintai spesies-spesies burung air yang ditemukan,” ungkap mahasiswa Biologi 2007 tersebut.

Anindyah menjelaskan perjalanan pengintaian burung menjadi dasar pembeda dengan pengamatan di Wonorejo. Kali ini, pengamatan dilakukan di dua tempat yaitu di Desa Mertajasa, Bangkalan dan daerah Gunung Anyar, Surabaya. "Lokasi ini masih berada pada satu jalur dengan Wonorejo. Proses pengintaian pun dilakukan selama dua hari," ujar Anin sapaan akrab Anindyah.

Selayaknya kompetisi pada umumnya, animo peserta tampak luar biasa. Para pecinta burung dari segala penjuru Indonesia datang untuk mengikuti kompetisi ini. Mulai dari Bogor, Bandung, Jakarta, Jogjakarta, Semarang, Mataram, sampai Bali. “Mereka yang berdatangan ini memang suka mengamati burung liar dan ingin ikut mengembangkan ekowisata,” ujar Anin selaku Ketua Pelaksana kompetisi ini.

Uniknya, diantara peserta yamg tengah asyik mendengarkan technical meeting, tampak pecinta burung dari Skotlandia. Ia tak kalah antusias dibanding peserta lain. “Saya suka mengamati burung dan alam,” celoteh Robin, mahasiswa lulusan bidang Zoology Universitas Aberdeen. (esy/fn)

Berita Terkait