ITS News

Senin, 22 Desember 2025
04 Februari 2010, 19:02

Saatnya Indonesia Mandiri Melalui Linux

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Salah satu pembicara seminar tersebut, Prof Agus Rubiyanto, berkata bahwa Indonesia sesungguhnya berpeluang besar untuk menjadi lebih unggul dari negara-negara di Eropa. Dengan syarat, Indonesia harus menjadi negara yang disiplin dan mandiri.

Kemandirian tersebut, menurut guru besar fisika ini dicerminkan dalam penggunaan Linux. "Linux adalah sebuah Operating System (OS) yang open source, artinya program-program yang berjalan pada OS tersebut dapat diutak-atik sendiri oleh penggunanya," tandas Agus. Pengguna Linux dapat mengembangkan sendiri program dan selanjutnya menyebarkannya di internet untuk digunakan oleh pengguna Linux lainnya, tambah Agus.

Oleh sebab itu program pada Linux sangat mudah diatur, lanjut Agus. "Hal ini dapat  membantu para pengguna teknologi, bahkan anak kecil sekalipun," tutur dosen Jurusan Fisika ITS ini. Anak kecil dapat belajar lebih cepat lagi dengan menggunakan bahasa mereka sendiri, dan itu didapatkan di Linux, Agus menjelaskan.

Dengan menggunakan Linux, Indonesia tidak hanya menjadi sekedar pengguna teknologi, tapi juga dapat mengembangkan dan berkontribusi terhadap teknologi. "Nilai Indonesia pun tidak berkurang, karena tidak dianggap sebagai negara pembajak," tutur Agus lagi.

Agus mencontohkan Jerman, yang memproklamirkan diri mereka sebagai pemerintahan Linux yang pertama di dunia. Banyak sistem dalam negeri Jerman yang menggunakan Linux. "Linux menjadi kebanggaan orang Bavaria," kata Agus. Mantan Atase Pendidikan dan Budaya di Berlin ini  berharap bahwa perubahan menuju penggunaan Linux di Indonesia dapat diawali oleh para mahasiswa ITS, terutama dalam peran mereka sebagai ahli teknologi.

Mengapa dinamai Linux Nasi Goreng? Linux Nasi Goreng sebenarnya adalah sebuah komunitas mahasiswa pengguna Linux dan open source di Fakultas Teknologi Kelautan. "Sebenarnya supaya tidak kelihatan formal. Makanya diberi nama Nasi Goreng," ungkap Dr Ing Setyo Nugroho selaku Koordinator komunitas ini. Setyo ingin mengenalkan Linux dalam wacana yang rileks dan simpel, dan menunjukkan kepada seluruh peminat bahwa Linux bukan sesuatu yang susah untuk dipelajari.

Komunitas ini terbuka bagi siapa saja dan dapat dijumpai di Lab W-403 FTK ITS, juga di weblog mereka, www.linux-nasi-goreng.blogspot.com.(lis/fn)

Berita Terkait