Tiga menteri yang ikut hadir dalam penanaman tersebut antara lain, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri Negara Lingkungan Hidup M Gusti Hatta serta Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Dalam penanaman tersebut, tampak pula Gubernur Jawa Timur serta tokoh masyarakat dan nelayan.

Penanaman yang dilakukan di area Muara Porong ini dilakukan di area seluas 83 hektar. Setelah menjadi tempat pembuangan lumpur sejak tiga tahun yang lalu, daerah Muara Porong menjadi seperti pulau buatan.

Menanggapi pulau buatan yang akan dijadikan pusat konservasi mangrove, Menteri Pekerjaan Umum, Ir Djoko Kirmanto mengatakan bila ia merasa lega sebab selama ini keputusannya untuk melakukan pembuangan lumpur sempat menuai kontroversi.

“Sekarang ini, saya merasa lega bisa berdiri bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup serta Menteri Kelautan dan Perikanan, karena keputusan PU untuk membuang lumpur sempat mendapat kontroversi,” ujar Djoko Kirmanto.

Menyambung pernyataan tersebut, Menteri Negara Lingkungan Hidup menegaskan bahwa kandungan lumpur yang ada sekarang sudah tidak mengandung logam berat dan fenol seperti saat awal semburan lumpur terjadi.  

Acara tanam amngrove ini diakhiri dengan dialog interaktif antara nelayan, tokoh masyarakat, mahasiswa, dan para menteri. Dwi, salah satu mahasiswa Fakultas Teknologi Kelautan ITS sempat menanyakan beberapa pertanyaan kepada Menteri Kelautan Dan Perikanan, Fadel Muhammad. Ia menanyakan tentang sumbangsih apa yang bisa ITS berikan guna mendukung program Kementrian Kelautan dan Perikanan kedepan.

Menjawab hal tersebut, Fadel Muhammad menyatakan bila saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang menjalin kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengatur tata kelola beberapa permukiman yang berada di daerah pesisir Indonesia. “Program tersebut adalah Minapolitan, nanti akan saya coba sosialisasikan ke kampus ITS,” ujarnya. (yud/fay)