ITS News

Minggu, 21 Desember 2025
29 Januari 2010, 10:01

Rapor Merah Pemerintah dari BEM Suramadu

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Janji dalam 100 hari kerja telah dilontarkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono tiga bulan yang lalu. Janji tersebut mencakup 15 program krusial negeri ini. Janji-janji itu juga menumbuhkan harapan masyarakat terhadap Indonesia yang lebih baik nantinya. Namun, dalam 100 hari pemerintahannya, janji-janji itu hanya bualan belaka di mata para mahasiswa.

Menanggapi pemerintah yang dirasa kurang, akhirnya seluruh mahasiswa di penjuru nusantara menggelar aksi serempak. BEM Suramadu yang terdiri dari aliansi BEM Institut Teknologi Sepuluh Nopember, BEM Universitas Airlangga, BEM Universitas Brawijaya dan masih banyak lagi yang lainnya, tidak mau ketinggalan. Mengusung tema Raport Merah Untuk Program 100 Hari SBY-Boediyono, mereka mengeluarkan aspirasinya. Mereka juga menuntut pemerintah tepat di Tugu Bambu Runcing yang melambangkan semangat serta keberanian pemuda dalam mengusir penjajah di masa silam.

“15 program hanya terkesan ingin menutup-nutupi PR besar pemerintah untuk rakyatnya,” ungkap Muhammad Ersyad. Presiden BEM ini melanjutkan, realisasi 15 program tersebut meleset jauh dari apa yang diharapkan. Satgas mafia hukum yang hanya terkesan show off tanpa kekuatan hukum yang jelas, Jamkesmas yang mulai dihapuskan, PLN yang Nampak penuh permainan internal, UNAS yang masih kontroversi, dan petani yang masih tercekik dengan mahalnya harga pupuk.

Dalam aksi simpatik yang dimulai dengan long march dari Monumen Kapal Selam ke Bambu Runcing ini menuntut dua hal yang mereka anggap sangat krusial. “Kami mendesak penonaktifan Boediono-Sri Mulyani Hendrawati saat penyidikan, serta menolak UNAS sebagai satu-satunya standard yang dipakai untuk menentukan kelulusan siswa,” teriak Ersyad lantang.

Dalam aksinya, Muhammad Hakim Habibi, salah satu kordinator lapangannya juga sempat meneriakkan masalah Century yang tak kunjung usai. “Century Gate hanya cenderung jalan di tempat dan tampak sebagai dagelan politik para elit dengan segala kepentingannya,” ungkapnya. Dia melanjutkan, uang sebanyak itu tentunya bisa menyejahterakan pendidikan dan masyarakat kalau tidak masuk dalam perut besar si tikus kantor.

“Aliansi BEM Suramadu sebagai oposisi pemerintah akan selalu mengawal pemerintahan SBY-Boediyono. Tidak hanya dalam seratus hari pertama, namun sampai habis jabatan mereka,” ujar Hakim dalam menutup aksinya. (niv/mtb)

Berita Terkait