Setelah melalui proses kerjasama informal, akhirnya LPMM Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya dengan ITD Universitas Airlangga sepakat menjalin Memorandum of Agreement (MoA).Adalah Prof. Ir. I Nyoman Sutantra, Msc. PhD sebagai ketua LPMM IS dan Dr. Nasronudin, M. D., Ph. D sebagai pimpinan ITD yang menandatangan MoA. Dalam PEnandatanganan tersebut, disaksikan juga Pembantu rektor IV, Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko dan beberapa peneliti dari masing-masing lembaga.
Jalinan kerjasama tersebut bertujuan untuk membentuk kerjasama dalam bidang pengembangan dan penelitian yang berorientasi pada produk ilmiah dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dengan sarana prasarana yang dimiliki kedua pihak. Sehingga sebuah riset yang telah dilakukan tidak hanya berakhir pada jurnal melainkan sebuah produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam MoA, antara LPMM ITS dan ITD Unair sepakat melakukan kerjasama dalam jangka waktu 3 tahun dengan peninjauan setiap satu tahun. Dalam hal ini kerjasama dikhususkan untuk menangani penyakit tropika infeksi. Seperti, demam berdarah, malaria, diare, dan penyakit tropis lainnya.
Selain itu, kedua belah pihak juga menyepakati beberapa pasa. Diantaranya, melakukan pertemuan setiap 3 bulan sekali atau sesuai kebutuhan, meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan, seminar, maupun symposium, serta bersama-sama menciptakan bioproduk.
Dalam sambutannya, Prof. Ir. I Nyoman Sutantar, Msc. PhD mengungkapkan bahwa bersinergi lebih baik daripada mengandalkan kemampuan sendiri. “ ITS dan Unair bisa menjadi tim independen untuk menyelamatkan bangsa. ITS memiliki teknologi rekayasa dan Unair memiliki alatnya. Kerjasama ini akan menjadi kekuatan pembangun.†tutur ketua LPMM. Lebih lanjut beliau menambahkan, dalam kerjasama ini diharapkan bangsa Indonesia bisa menyelesaikan masalah tropis terutama penyakit tropika infeksiyang cukup meresahkan masyarakat.
Sementara itu, Dr. Nasronudin, M.D., Ph.D turut menerangkan bahwa kerjasama ini sangat penting untuk kemandirian bangsa Indonesia sebab setiap riset akan menuju bioproduk. Alat diagnostic malaria tanpa tenaga ahli melalui metode acridine orange dengan modifikasi baterai atau listrik merupakan produk kerjasama tersebut. Produk tersebut nantinya akan digandakan oleh PT. Indofarma dan akan diregulasi oleh Departemen Kesehatan.
“Kerjasama ini sebagai bentuk perjuangan melalui transfer keilmuan serta wujud pengabdian kepada masyarakat. Semoga kita juga bisa menemukan alat deteksi dini KLB (Kjadian Luar Biasa) sebagai tindak lanjut kerjasama ini.†tambah pimpinan Institute of Tropical Disease.
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung