ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
14 Desember 2009, 13:12

Insinyur Harus Pandai Kelola SDM

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pekerja konstruksi merupakan aset utama sebuah perusahaan. "Industri konstruksi membutuhkan lulusan S1 yang siap pakai, terutama di dunia moderen. tidak mungkin sebuah perusahaan membina karyawannya dalam waktu yang lama," tutrnya. Padahal, dibutuhkan waktu dua tahun bagi sebuah perusahaan untuk melakukan manjemen trainee, yaitu membina karyawannya, hingga pada akhirnya mereka dapat membina sebuah proyek.

Eddy menggagaskan manajemen trainee ini sebagai salah satu mata kuliah bagi mahasiswa Pascasarjana maupun S1 tingkat lanjut di Jurusan Teknik Sipil UI. Mata kuliah itu berbasis pada Risk, Safety and Quality Management yang sangat diperlukan terutama bagi site office engineering.

Tujuan sebuah organisasi hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang bekerja dan berkontribusi dalam menentukan maju-mundurnya perusahaan. "Mereka tidak perlu diawasi, melainkan mereka dapat memotivasi diri mereka sendiri untuk ikut serta menghasilkan sesuatu yang hebat," ujar pria yang cukup lama menangani manajemen SDM di sebuah perusahaan konstruksi besar. Manajemen SDM merupakan sarana yang tepat untuk menemukan orang-orang tersebut.

The Four-Circle Model merupakan salah satu contoh sistem manajemen sumber daya manusia. Empat lingkaran yang saling berkesinambungan melambangkan komponen-komponen pengukur seorang pekerja konstruksi. Empat komponen tersebut adalah individual competencies, job requirements, management style, dan organizational climate.

Individual competencies merupakan karakteristik individu yang dapat dipakai untuk memprediksi kinerja yang baik. Elemen ini digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi kebutuhan SDM, baik berupa keahlian yang diperlukan dalam proyek, juga jumlah yang diperlukan pada waktu tertentu.

Job requirements (tuntutan jabatan) berhubungan erat dengan Individual Competencies. Semakin banyak kompetensi seorang pekerja yang memenuhi tuntutan jabatannya, maka akan semakin baguslah kinerjanya. Ketentuan untuk pemenuhan job requirements harus bisa dicapai hingga diatas 80%.

Namun kedua komponen tersebut belum cukup untuk menghasilkan kinerja optimal. Management style adalah gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh setiap individu. Ada enam macam gaya kepemimpinan, yaitu coercive (mengharuskan kepatuhan segera), authoritative (menggerakkan bawahan terhadap suatu misi), affiliative (membangun kosensus melalui partisipasi), pacesetting (mengharapkan kesempurnaan dan pengarahan diri), dan coaching (membangun bawahan untuk masa depan). Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa pimpinan yang terbaik bukanlah yang menggunakan satu saja dari keenam gaya tersebut, melainkan perpaduan antara kesemuanya.

"Bayangkan gaya tersebut sebagai seperangkat stik golf dalam tas seorang pemain golf profesional. Pada sat permainan berlangsung, ia akan mengambil dan memilih stik yang digunakan berdasarkan kebutuhan pukulannya," tegasnya. Pegolf profesional menyadari tantangan selanjutnya, mengambil alat yang tepat dan cepat, dan menggunakannya secara elegan. Begitu pula cara beroperasi seorang pemimpin yang tergolong high-impact.

Gaya kepemimpinan menciptakan sebuah organizational climate, atau iklim organisasi. fleksibilitas, tanggung jawab, standar, imbal jasa, kejelasan, dan komitmen tim adalah dimensi-dimensi iklim organisasi. Dampak iklim sangat berpengaruh terhadap finansial sebuah perusahaan. Karena itu, seorang pemimpin yang menggunakan gaya yang mempengaruhi iklim secara positif mendapatkan hasil finansial yang lebih baik daripada yang tidak. "Analisis kami menunjukkan bahwa iklim menyumbang hampir sepertiga dari hasil akhirnya," tegasnya.

Kesatuan dari komponen-komponen tersebut selanjutnya dapat digunakan dalam pengaturan tim proyek, sebagai bagian dari proses penelusuran performa anggota tim, penyelesaian masalah, dan mengatur perubahan yang ada untuk mengoptimalkan performa tim. Selain itu metode ini dapat membantu dalam rencana pelepasan staf, yang memungkinkan keringanan biaya proyek, juga resiko sumber daya manusia selama ataupun ketika proyek berakhir.

Menurut Retno Indryani, Sekretaris Program Pascasarjana Teknik Sipil ITS, kuliah tamu semacam ini dilaksanakan setiap semester. Tujuan utamanya memang untuk menunjang program Pascasarjana Manajemen Sumber Daya Manusia yang ditawarkan oleh jurusan Teknik Sipil ITS. "Tetapi acara ini sebenarnya terbuka untuk mahasiswa dari berbagai tingkatan," tutupnya. (m6/bah)

Berita Terkait