ITS News

Minggu, 21 Desember 2025
04 Desember 2009, 11:12

Generasi Technopreneurship Lewat Gerakan Sobek Ijazah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Era globalisasi semakin mendorong industri menggunakan sumber daya lulusan perguruan tinggi yang kompeten dan memiliki enterpreneurial skill. Memenuhi tuntutan tersebut bukanlah hal yang mudah sebab diperlukan semangat kompetisi yang dominan agar tidak tergilas turbulensi global.
Ferdy, sapaan akrab Ahmad Ferdiansyah, mampu mencari celah dunia bisnis. Ia mengintegrasikan ide-ide gilanya dengan teknologi. Kiprah mahasiswa kelahiran 17 Juni 1988 ini, dalam dunia penelitian memang tidak diragukan lagi. Ajang penulisan ilmiah selalu menjadi lahannya mengibarkan sayap.
“Aku berpikir untuk menjadi mahasiswa berbeda sejak melihat fakta yang terjadi saat ini. Ada seseorang, dia jenius luar biasa dengan IP selalu cumlaude. Sedang seorang lainnya, tampak klepas-klepos, suka cangkruk dan lebih mementingkan tenis meja daripada belajar. Tapi perusahaan lebih memilih orang yang kedua tadi.” Ungkap mahasiswa yang menjabat menteri riset dan teknologi.
Berawal dari pemikiran tersebut, Ferdy mengawali perubahan diri menjadi generasi technopreneurship tahun 2008. Dengan gigih, ia menciptakan benda-benda yang dibutuhkan masyarakat. Smart Basket, budabun (bunga dalam sabun), dan Hatrick-Lamp adalah tiga benda yang telah diciptakannya dan mampu mengantarnya menjadi pemenang kompetisi technopreneurship.
Seperti pada pertengahan November 2009, Ferdy bersama Jaka Abdillah dan M. Faisol Anwar berhasil merebut posisi pertama dalam ajang bisnis plan yang diadakan Sampoerna Foundation dengan Hatrick-Lamp-nya, sebuah inovasi pada lampu dengan prinsip four in one.
Menurut Ferdy, kompetisi technopreneurship yang telah diikutinya bukan prioritas bisnis yang akan ia geluti. “Kompetisi itu ajang belajar prinsip bisnis seperti teamwork.” Lanjutnya. Ia memang berniat mendirikan Ferdy Coorporation, perusahaan yang bergerak dibidang bioenergi.
Dengan semangat technopreneurship, Ferdy mengajak rekan-rekannya bergabung dalam gerakan sobek ijazah yaitu bersama-sama merobek ijazah S1 atau D3 yang akan diterima. Hal tersebut bukan dimaksudkan tidak menghargai jerih payah menuntut ilmu di sebuah institusi pendidikan. Namun, dorongan untuk menjadi job creator. Seperti pepatah Cina “Lebih baik kepala kucing daripada ekor harimau”.
“Biarkan orang lain mencari kerja. Saya akan membuka peluang kerja karena saya ingin membawa manfaat bagi orang lain.” harap mahasiswa yang sedang menjalani tugas akhir di laboratorium proses.

Berita Terkait