ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
04 November 2009, 20:11

ITS Gelar Pameran Teknologi Militer

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selain diikuti oleh kalangan akademisi ITS, pameran yang berlangsung dua hari ini juga diikuti oleh kalangan Industri seperti PT LEN Industry dan PT Dahana. Tak lupa, kalangan militer pun ambil bagian, yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan laut (STTAL), marinir, dan Balitbang Departemen Pertahanan TNI.

”Tujuan dari pameran ini adalah sebagai sarana untuk mengenalkan permasalahan TNI kepada mahasiswa, dan mencarikan solusinya dengan riset-riset yang dilakukan,” jelas Drs Bandung Arry Sanjoyo MIKomp selaku ketua panitia.

”ITS mempunyai beberapa karya dalam bidang militer hasil penelitian dosen-dosen ITS, seperti desain kapal selam, pesawat nir awak, dan yang lainnya. Harapannya ada tindak lanjut untuk kerjasama antara perguruan tinggi dalam hal ini ITS dan TNI,” jelas Bandung.

Dalam pameran ini, Teknik Sistem Perkapalan ITS menampilkan beberapa hasil desain kapal militer. ”Dua dari enam desain kapal ini sedang dalam proses lelang untuk diproduksi, yaitu jenis hovercraft,” jelas Ir H Agoes Santoso MSc Mphil Ceng. Dua hovercraft tersebut berfungsi untuk mengangkut personel TNI dan pengangkut artileri.

Diantara beberapa desain yang ditampilkan ada tank amphibi, landing ship medium untuk operasi di daerah pedalaman yang dilengkapi helipad, dan kapal cepat. Selain dari Teknik Sistem Perkapalan ada juga stan dari Teknik Geomatika, dan Teknik Material dan Metalurgi ITS.

Sementara dari Balitbang Dephan menerbangkan Quad Rotor hasil ciptaannya yang mampu memantau obyek yang ada dibawahnya karena dipasangi kamera. Alat ini dikendalikan melalui remote control, atau sistem navigasi lewat komputer jika dalam aplikasi sebenarnya.

”Alat ini bisa digunakan untuk berbagai kepentingan baik untuk keperluan militer seperti pengintaian, membawa peledak, maupun untuk kepentingan sipil,” papar Kol CBA Ir Didiet Sudiro MM, Kabid Perencanaan IPTEK Pertahanan Balitbang Dephan yang juga alumni ITS.

Quad rotor tersebut dilengkapi dengan modem untuk mengatur take off dan saat landing, serta GPS untuk memantau lokasi dan navigasi. ”Alat ini mampu terbang sejauh lima kilo meter dan kembali ke posisi awal, dengan rata-rata terbang selama satu jam karena keterbatasan daya baterai,” papar Didiet.

LKCPM ditunda
Sementara itu Lomba Karya Cipta Peralatan Militer (LKCPM) yang sedianya dilangsungkan bersamaan dengan IMTE 2009, di tunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Hal ini karena peserta tidak memenuhi kuota. Lomba untuk seluruh mahasisiwa se-Indonesia ini telah mendapat dukungan Departemen Pertahanan Indonesia.

”Dari beberapa peserta yang mendaftar, yang melakukan konfirmasi ke panitia dan  bersedia melanjutkan riset hanya tiga peserta. Jadi pelaksanaannya kita tunda,” jelas Bandung lagi. (man/mtb)

Berita Terkait