Aksi yang berlangsung sejak pagi ini diawali dengan aksi longmarch dari depan Grahadi Surabaya menuju sekitar Monumen Bambu Runcing. Dalam aksinya mereka melakukan orasi yang menuntut pemerintah untuk memberikan tranparansi dana RAPBN untuk pendidikan 20 %, serta penuntasan realisasi pendidikan dasar dan menengah gratis bagi seluruh rakyat.
"Kami merasa perlu adanya pengawalan realisasi kerja pemerintah terkait masalah pendidikan," tegas Muhammad Ersyad, Presiden BEM ITS. Apalagi APBN 20 % merupakan anggaran terbesar negara yang rawan terjadi penyalahgunaan, sehingga perlu adanya pengawalan terhadap pemerataan pos-pos penyebaran dana anggaran pendidikan ini.
Selain itu, para aktivis mahasiswa yang mengenakan jas almamater biru ini juga menyajikan teaterikal tentang seseorang yang diumpamakan sebagai pendidikan dikekang oleh tali. Tali-tali itu dilepaskan, sehingga terbebaslah orang itu dari semua tali yang mengekangnya."Ini sebagai cerminan bahwa pendidikan itu harus bebas dinikmati oleh semua warga negara indonesia," tutur Lutfi, selaku koordinator lapangan aksi BEM ITS dan Unair.
Mereka juga membacakan puisi, serta juga membentangkan poster-poster yang bertuliskan Awasi Dana APBN, SD, SMP, dan SMA Gratis Sekarang Juga, Awasi Anggaran. "Demo yang kami lakukan ini sebagai perwujudan komitmen mahasiswa dan rakyat tentang pentingnya pendidikan di Indonesia," jelas Lutfi. (nay/han)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung