QQC sendiri baru pertama kali diselenggarakan oleh SKI PPNS. Namun ternyata acara yang berlangsung di ruang teater PPNS ini mampu menyedot antusiasme peserta. Terbukti dengan banyaknya peserta dari berbagai universitas yang ikut berpartisipasi seperti dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Diponegoro. Sehingga secara kualitas, peserta QQC kali ini cukup mumpuni.

Nicky, Ketua SKI PPNS menjelaskan bahwa tujuan dari digelarnya kompetisi ini adalah untuk menunjukkan sisi islami di lingkungan ITS. “Jadi kita ingin menunjukkan bahwa orang-orang teknik juga memilki sisi religius," terang mahasiswa jurusan K3 PPNS ini. Lewat diadakanya kompetisi ini diharapkan akan memunculkan rasa untuk semakin cinta kepada Al-Qur’an di kalangan mahasiswa. Terutama dalam belajar ilmu Qiroaah atau seni dalam membaca Al Qur\’an. Sebab saat ini ada anggapan bahwa Qiroaah adalah ilmu yang cukup sulit dipelajari oleh para mahasiswa. Apalagi mahasiswa dari universitas umum.

Ada tiga kriteria penilaian dalam kompetisi ini diantaranya adalah tajwid dan lagu. Aspek tersebut merupakan salah satu standar penilaian dalam kompetisi qiroah. Suryakada, salah seorang dewan juri Qiroaatil Competition cukup salut dengan penyelenggaran kompetisi ini.

“Ini merupakan sebuah gebrakan dari kampus teknik seperti ITS untuk membuat kompetisi yang bersifat religi," ujar Surya. Apalagi peserta yang terjaring juga cukup berkualitas. Sehingga cukup menyulitkan dewan juri dalam menentukan pemenang. Surya berharap lewat kompetisi ini akan semakin memacu mahasiswa ITS untuk lebih meningkatkan kemampuan qiroat mereka.

Putri Khusnul, salah seorang finalis Qiroatil Competition asal Universitas Dipenogoro cukup senang dapat mengikuti kompetisi ini. “Peserta pada babak final cukup berkualitas. Sehingga persaingan menjadi lebih ketat," ujarnya. Lewat kompetisi ini ia ingin semakin menambah pengalaman di bidang ilmu qiroat.(nay/bah)