Oleh lima tangan kreaitf ini, kursi gigi milik dokter alumni jurusan Kedokteran gigi Unair ini diubah menjadi bentuk modern dengan kran air yang mampu membuka secara otomatis dengan menggunakan sensor cahaya.
Tak hanya itu, mereka juga membuat sistem motor penggerak pada kursi gigi, sehingga sang dokter tak perlu repot menggenjot pompa hidrolik jika ingin menaikan kursi gigi saat hendak memeriksa pasien.
Model kursi otomatis dengan motor penggerak seperti ini memang sekarang sudah banyak ditemui dipasar. Namun, kelima mahasiswa ini menawarkan sebuah hal yang berbeda. Mereka menggunakan sistem kelistrikan DC searah dengan tegangan rendah yang lebih aman.
â€Bila produk lainnya menggunakan sistem AC yang berisiko terjadi arus pendek (konslet,red) yang membahayakan si pasien,†tukas Ismail Huda yang mengaku bila dana yang mereka keluarkan berasal dari dana hibah dari Dikti lewat program kreativitas mahasiswa bidang penerapan teknologi (PKMT).
Dan yang terakhir, kursi gigi ini juga dilengkapi dengan Iintra oral kamera yang terintegrasi dengan LCD sehingga pasien dapat langsung melihat kondisi giginya di monitor yang terletak tepat di depannya.
Melihat hasil kreasi lima mahasiswa ini dokter Alfita mengaku senang. Pasiennya pun puas. â€Biasanya saya menunjukan kondisi gigi pasien dengan kaca, tapi sekarang sudah ada kamera yang mampu memperlihatkan kondisi pasien di layar monitor. Ini lebih meyakinkan kondisi gigi pasien,†ujar Dokter yang membuka praktek di jalan Hidrodinamika IV Blok T 71.
Juga Akan Diproduksi Secara Massal
Melihat peluang dan keunggulan produk ini, dosen pembimbing mereka, Dr Ir Bambang Sampurno, MT mendukung penuh usaha dari kelima mahasiswanya ini. Bambang yakin bila hasil kreasi kursi gigi ini mampu menjadi peluang Technopreneurship. Terbukti dengan diterimanya proposal rencana bisnis kursi gigi fleksible ini pada program Techopreneurship yang digagas pemerintah.
â€Dari semua proposal yang diterima, inovasi teknologi ini yang mendapat pinjaman modal paling besar,â€jelas Bambang Sampurno yang juga sekertaris Pusat Bisnis Teknologi dan Industri ini.
Hal ini tidak berlebihan, sebab dari hasil pantauan lima mahasiswa ini, produsen yang memproduksi kursi gigi sangat sedikit. â€Padahal, menurut data Persatuan dokter gigi jumlah pertahun lulusan pendidikan dokter gigi mencapai 500 orang,†ujar Ariyanto salah satu anggota tim.
Ketika ditanya mengenai harga satu kursi gigi, kelompok ini mengaku mampu memberikan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan produk kursi gigi modern yang biasanya diimport dari Cina dan Brazil. â€Rencananya kami juga akan memberikan garansi,†ujar Arianto yang dalam bisnis kaliini berperan sebagai manajer pemasaran.
Apabila kursi gigi ini benar-benar dapat diproduksi secara massal lima mahasiswa ini akan mampu menciptakan lapangan kerja baru dibidang teknologi. Selain itu, diharapkan seluruh lapisan masyarakat dapat mendapatkan pelayanan kesehatan oleh dokter gigi dengan harga yang lebih terjangkau.(yud)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung