Pada hari pertama Unas tersebut, pemantauan dilakukan di empat sekolah yang mewakili empat unsur sekaligus. Yakni untuk sekolah negeri di SMAN 16 Surabaya, sekolah swasta di SMA dr Soetomo Surabaya, sekolah madrasah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Surabaya, dan sekolah kejuruan di SMKN 6 Surabaya.

“Keempat sekolah ini kami pilih secara acak tapi masing-masing sudah mewakili semua unsur sekolah, mulai sekolah yang negeri, swasta, kejuruan sampai madrasah sudah terwakili,” jelas Akhlus ditemui usai peninjauan.

Dari hasil pengamatan di lapangan, menurut Akhlus, semuanya sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Begitu pula dengan peninjauan yang dilakukan di polsek-polsek tempat penyimpanan naskah soal sebelumnya. “Semua sudah sesuai dengan prosedur. Mulai dari proses pemindahan, penyimpanan, sampai pendistribusian soal tidak ada indikasi yang dijalankan di luar prosedur yang ada,” ungkapnya.

Meski hanya melakukan peninjauan ke empat sekolah, namun hingga Senin sore, dosen Kimia FMIPA ITS ini mengaku belum mendapatkan laporan apa pun terkait adanya pelanggaran atau penyimpangan dari pelaksanaan Unas di wilayah seluruh Jatim. “Sampai saat ini (Senin sore, Red) belum ada indikasi yang berlangsung di luar prosedur operasional yang ditetapkan. Semua masih terkendali dengan baik,” tandasnya memastikan.

Namun demikian, mantan Pembantu Dekan I FMIPA ITS ini tetap berharap pelaksanaan Unas berjalan sesuai prosedur hingga hari terakhir nanti. Karena itu, pemantauan di lapangan pun akan dilakukan setiap hari di tempat-tempat yang berbeda untuk memastikan kelancarannya.

Untuk pengawasan terhadap pelaksanaan Unas ini, ITS telah menerjunkan sekitar 300 orang pengawas. ITS sendiri sebagai institusi mendapat bagian untuk melaksanakan pengawasan di empat daerah. Yakni Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kota Pasuruan, dan Kabupaten Pasuruan. (humas/fay)