SEACOOP sendiri adalah suatu forum yang dibentuk oleh Komisi Eropa dan ASEAN untuk menggalang minat riset di antara para peneliti Eropa dan Asia Tenggara. Dalam forum kerjasama tersebut, para peneliti dari berbagai institusi di kedua kawasan mengusulkan berbagai topik yang berpotensi diangkat sebagai kerjasama riset. Topik-topik yang mendapat cukup minat dan dukungan dari para partisipan akan didorong oleh SEACOOP untuk diwujudkan menjadi proposal kerjasama riset. Dana kerjasama riset ICT tersebut merupakan hibah kompetitif dari European Framework Programme ke tujuh (FP7) yang dalam dua tahun mendatang akan dianggarkan 2,2 milyar Euro.

Dalam pidato pembukaannya, Roger Torrenti selaku koordinator SEACOOP menyatakan perlunya kerjasama riset di bidang ICT antara peneliti di Eropa dan Asia Tenggara yang saling menguntungkan. Lebih lanjut, Khalil Rouhana selaku Kepala Unit Strategi Riset dan Pengembangan ICT Komisi Eropa menyatakan dalam salah satu pidato kunci bahwa pengiriman undangan proposal FP7 akan dilakukan pada bulan November. Tema proposal diarahkan pada pengembangan internet masa depan, jalur alternatif pengembangan komponen dan sistem, dan pemanfaatan ICT untuk efisiensi energi dan pengembangan berkelanjutan.

Selain ITS, Indonesia mengirim beberapa lembaga dan universitas ternama seperti BPPT, LIPI, ITB, dan UI. Kedua wakil ITS menyampaikan presentasinya pada hari kedua. Ketut akan memaparkan usulan topik kerjasama untuk penggunaan bersama citra medis antar perangkat medis yang berbeda, menuju terbentuknya basis data bersama citra medis antar rumah sakit. Sementara Gamantyo akan menyampaikan usulan pengembangan sistem komunikasi nirkabel pita lebar gelombang milimeter yang tahan terhadap pengaruh hujan sehingga berpotensi diterapkan di negara-negara berkembang di daerah tropis.

Dalam kesempatan terpisah di Surabaya, Kepala Pusat Studi Teknologi Informasi, Komunikasi, dan Multimedia LPPM ITS Dr Achmad Affandi, mengatakan bahwa rekayasa biomedika dan infrastruktur telekomunikasi memang termasuk topik unggulan ITS di bidang ICT. "Namun masih diharapkan lebih banyak lagi partisipasi dari peneliti lain di ITS untuk turut mencari jalan bagi terbentuknya kerjasama riset ICT dengan pihak luar negeri," ujarnya.(ap/f@y)