Prof Patrick James sebagai pemateri pada GLS on SDGs topik “Rural Electrification in sub-Saharan Africa: Lesson from the Field”
Kampus ITS, ITS News — Urgensi adanya energi bersih yang terjangkau merupakan salah satu fokus utama pada Sustainable Development Goals (SDGs) ketujuh yang saat ini tengah diupayakan di seluruh negara. Menanggapi isu tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui ITS Global Engagement (ITS GE) menggelar Guest Lecture Series (GLS) on SDGs yang mengangkat topik Rural Electrification in sub-Saharan Africa: Lesson from the Field. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, (24/3) lalu.
Dalam pemaparannya, Prof Patrick James melihat adanya peluang dan poin yang lebih unggul dari wilayah Africa sub-Sahara dibandingkan dengan bagian negara lain di Afrika. Wilayah yang ia maksud meliputi negara-negara di benua Afrika yang tidak termasuk bagian Afrika Utara. “Daerah tersebut menjadi target wilayah awal dalam pelaksanaan proyek sistem energi yang saya kembangkan,” ujar laki-laki yang kerap disapa Patrick ini.
Ilustrasi terkait materi yang disampaikan oleh Prof Patrick James
Mengungkap lebih dalam, peluang ini meliputi eksistensi sumber energi surya yang sangat memadai, serta telah maraknya penggunaan teknologi dan internet pada daerah tersebut. Patrick menyatakan, peluang tersebut dapat dimaksimalkan untuk memproduksi sistem pembangkit listrik bertenaga surya. “Kesempatan ini segera dioptimalkan melalui pendekatan dan kerja sama terhadap pemerintah, warga setempat, serta pihak terkait hingga proses pengembangan selesai dilakukan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, laki-laki berkacamata ini membeberkan langkah utama pengembangan sistem yang telah dilakukannya. Yakni diawali dengan riset profil daerah target, salah satunya dengan melakukan survei terhadap masyarakat lokal. Dilanjutkan dengan memahami dan mempelajari sumber daya yang ada, dalam konteks ini adalah tenaga surya. Kemudian menyusun konsep awal, hingga desain sistem yang sesuai.
Laki-laki yang saat ini masih menjadi profesor aktif di Universitas Southampton Inggris ini menambahkan, implementasi pembangunan sistem secara langsung hingga pengoperasiannya dilakukan diakhir. Hal ini meliputi proses finishing serta pengujian sistem. “Keterlibatan masyarakat setempat dan penentuan tarif pun menjadi faktor penentu keberlanjutan sistem yang tak boleh dilewatkan,” tegasnya.
Implementasi lapangan pembangunan sistem pembangkit energi bertenaga surya
Patrick juga membagikan sudut pandangnya terkait tenaga matahari dimana sumber energi tersebut dapat dimanfaatkan dalam kurun waktu yang lama untuk masa depan. Menimbang pentingnya peran energi alternatif yang saat ini sangat diperlukan, tenaga matahari menjadi salah satu pilihan terbaik yang dapat dikembangkan. Terutama bagi Indonesia mengingat potensinya yang sangat besar.
Dr Ir Janti Gunawan MEngSc MCom IB selaku moderator mengungkapkan, saat ini Indonesia sangat membutuhkan pemikiran baru berkaitan dengan pemanfaatan sumber energi menggunakan tenaga surya. Hal ini didasarkan pada intensitas penyinaran matahari yang cukup tinggi di berbagai wilayah. “Melalui kuliah tamu ini, diharapkan pergerakan pengembangan sistem pembangkit tenaga surya di Indonesia semakin meningkat,” pungkasnya penuh harap. (*)
Reporter : ion11
Redaktur : Luthfi Fathur Rahman
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung


