Fajar Harry Sampurno saat menjelaskan materinya di International Conference on Bussiness and Engineering Management (IconBEM) 2020, Sabtu (1/2) lalu.
Kampus ITS, ITS News — Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang berperan penting dalam menyediakan sumber daya komponen teknologi dalam negeri. Ada beberapa cara untuk menjaga ekosistem yang saling bersinergi untuk industri manufaktur, salah satunya insentif pemerintah. Hal ini disampaikan pada International Conference on Bussiness and Engineering Management (IconBEM) 2020, Sabtu (1/2) lalu.
Ir Arman Hakim Nasution MEng Sc, ketua pelaksana IconBEM 2020 mengaku, industri manufaktur merupakan salah satu sektor penting yang berkontribusi pada konstruksi Produk Domestik Bruto (PDB), dan memiliki pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja Indonesia. “Setelah 1998, pertumbuhan manufaktur turun menjadi tiga persen disertai menurunnya pertumbuhan ekonomi dari tujuh persen menjadi lima hingga enam persen,” ungkap Arman dalam sambutannya. Selain itu, industri manufaktur memiliki potensi dalam meminimalisasi Current Account Defisit (CAD) agar nilai ekspor dan impor produk tidak merugikan negara.
Dalam menjaga ekosistem keberlanjutan industri manufaktur sebagai penggerak ekonomi Indonesia, dibentuklah kluster manufaktur untuk penyehatan dan konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun perusahaan BUMN yang tergabung dalam kluster manufaktur tersebut ialah PT Barata Indonesia sebagai koordinator, PT Boma Bisma Indra (BBI), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), PT Industri Kereta Api (INKA), dan PT Industri Kapal Indonesia (IKI).
Fajar Harry Sampurno, ketua kluster manufaktur BUMN menyampaikan bahwa terdapat beberapa cara dalam menjaga ekosistem yang saling bersinergi untuk industri manufaktur. Yang pertama ialah perlunya pemerintah memberikan insentif secara fiskal dan moneter. Menurut Fajar, insentif yang diberikan pemerintah masih sebatas teori dan belum dipraktikkan.
“Pemerintah harus membuat peraturan yang dapat mengolaborasikan perguruan tinggi, Penelitian dan pengembangan (litbang), dan korporasi,” tuturnya. Menurut Fajar, korporasi bergantung pada inovasi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi serta penyediaan fasilitas maupun resources dari litbang.
Selain itu, perguruan tinggi juga diharapkan mampu membuat kerja sama dengan korporasi besar melalui program magang. “Program magang harusnya bukan dihimbau, tapi diminta,” ungkapnya. Hal ini juga diharapkan agar mahasiswa dapat langsung mencoba magang di perusahaan-perusahaan yang ada. CEO PT Barata Indonesia itu memprediksi, kluster manufaktur dapat berperan dalam menyatukan resources supaya tidak terjadi duplikasi melalui inovasi, efisiensi, dan productivity. (vi/id)
Suasana International Conference on Bussiness and Engineering Management (IconBEM) 2020 pada Sabtu (1/2) lalu.
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh