Zulkiram Saleh, misalnya. Dia sengaja datang dari Lhoksumawe, Aceh untuk menghadiri prosesi wisuda sang anak di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Perjalanan selama 10 jam menaiki bus dan pesawat terbang Zulkiram terbayar ketika mendengar anaknya dinyatakan lulus.
"Senang sekali rasanya melihat anak saya bisa menyandang gelar sarjana. Apalagi anak saya mendapat beasiswa Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidik Misi) yang sangat membantu proses pendidikan," kata Zulkiram, seperti dinukil dari ITS Online, Selasa (23/9/2014).
Zulkiram mengaku tidak pernah melarang sang anak untuk merantau hingga ke Kota Pahlawan. Terutama setelah mengetahui akreditasi ITS sebagai salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) favorit, dia merelakan anaknya menempuh pendidikan di Surabaya.
Perjalanan panjang juga dirasakan oleh Supriyadi. Pria asal Magetan itu rela menunggu beberapa jam di terminal untuk menghadiri prosesi wisuda anaknya. Sembari menitihkan air mata, Supriyadi merasa bersyukur anaknya bisa mengenyam bangku kuliah.
"Nggak nyangka, kalau seorang petani bisa punya anak seorang sarjana. Di balik segala permasalahan pendidikan di Indonesia, pemerintah ternyata tak menutup mata untuk memberi perhatian kepada dunia pendidikan," papar Supriyadi.
Dia berharap, ke depan, pendidikan Indonesia akan lebih maju. Demikian pula perhatian pemerintah terhadap anak yang belum mendapat akses pendidikan semakin meningkat. ”Salah satu gerbang menuju kesejahteraan masyarakat adalah melalui pendidikan,” tutupnya. (rfa)
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh