ITS News

Selasa, 30 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Crusher Boat, Karya Arek Politeknik ITS untuk Bersihkan Sungai

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Banjir yang melanda kota ini setiap kali musim penghujan, mengilhami 12 mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri ITS untuk berkarya. Mereka membuat kapal pembersih sungai. Seperti apa? Mengapa sungai yang dibersihkan?

Siang itu, di salah satu sudut kampus Politeknik Perkapalan Negeri ITS di Sukolilo, dua pemuda bertubuh kurus terlihat sibuk bekerja. Di bagian belakang baju kotak-kotak salah satu pemuda itu, tampak basah oleh peluh. Di hadapan dua pemuda itu, ada sebuah kapal yang bentuknya tak seperti lazimnya kapal. Bagian depan kapal tersebut, dilengkapi dengan conveyer (semacam lempengan besi yang berputar). Di tengah-tengahnya ada benda-benda mirip paku.

Kapal yang bentuknya "aneh" itu memang bukan sembarang kapal. Kapal berbobot sekitar 700 kilogram, panjang 3 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 0,8 meter ini dibuat oleh 12 mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri ITS. Dua pemuda tadi, Erizal Wihdul Fachad dan Edi Novianto, termasuk tim yang membuat kapal bernama Crusher Boat itu.

Sepuluh anggota lainnya adalah Edi Sutiolo, Ikhlas Susanto, Bayu Trimurti, Helmi Taufan, Mashudi, Ahmad Khoirul Anam, Adi Sasongko, April, Albar Salim, dan Catur.

"Kapal ini kami buat selama enam bulan sejak Februari lalu," kata Edi, mewakili teman-temannya. Tentang bentuk kapalnya yang terbilang aneh ini, Edi membenarkannya. "Karena, kapal ini bukanlah kapal penumpang. Tapi, fungsinya untuk membersihkan sungai," papar Edi. Terutama, sungai yang penuh dengan tumbuhan Enceng Gondok.

"Ide membuat kapal ini, berawal dari keprihatinan kami atas banjir yang kerap terjadi di Surabaya," ujar Erizal. Lantas, apa kaitannya dengan Enceng Gondok? Diceritakan, di beberapa sungai di Surabaya, ada Enceng Gondok yang tumbuhnya terlalu banyak, hingga membuat air sungai mampet. "Kalau sungai mampet, kan jadi penyebab banjir," paparnya.

Karena itu, Edi dan teman-temannya satu angkatan lantas menciptakan Crusher Boat (CB) untuk membersihkan Enceng Gondok. "Tumbuhan Enceng Gondok kan bisa dimanfaatkan. Misalnya sebagai bahan dasar kertas. Dengan kapal ini, selain bisa untuk membersihkan sungai dari Enceng Gondok, juga bisa langsung memproses tumbuhan tersebut," paparnya.

Dengan CB ini, Enceng Gondok langsung dihancurkan. Begitu tiba di darat, siap diolah tanpa harus memotong-potong lagi. "Jadi, bisa menghemat waktu dan tenaga," imbuh pemuda 21 tahun ini.

Cara mengoperasikan CB sangat mudah. Tingal dijalankan pada sungai yang penuh dengan Enceng Gondok. Secara otomatis, conveyer akan mengambil tumbuhan itu menuju ke alat penghancur (crusher). Alat inilah yang kemudian memotong-potong Enceng Gondok itu.

Menurut Edi, kapal berbahan dasar fiberglass tersebut sanggup menghancurkan Enceng Gondok sebanyak 2 ton per jam. "Itu Enceng Gondoknya belum di-press. Kalau sudah di-press, kapasitasnya bisa sampai tiga kalinya," jelas pemuda yang juga 21 tahun ini.

Untuk bahan bakar, CB ini menggunakan bensin. Diperlukan 20 liter setiap 8 jamnya. "Keistimewaan kapal ini, sarat air (masuknya kapal ke dalam air) hanya 25 cm. Ini bagus untuk perairan dangkal," timpalnya.

Dia mengungkapkan, CB ini sudah ditawar salah satu kota di Kalimantan Timur. "Kami sedang melakukan negosiasi dengan mereka. Kami menawarkan kapal ini dengan harga 100 juta," jelasnya. Selain itu, lanjutnya, Pemkot Semarang juga tertarik membeli CB. "Katanya sih untuk membersihkan Enceng Gondok di rawa pening," imbuhnya.

Ditambahkan, saat ini, dia dan teman-temannya tengah melakukan persiapan untuk mengikuti pameran dan lomba Inovasi Teknologi 2003 di Universitas Sumatera Utara, Medan, Desember ini.

Mulai besok hingga 24 Oktober, CB dapat dilihat di Open House Marine Engineering yang digelar di kampus Politeknik Perkapalan Negeri ITS. CB ini akan dipamerkan bersama 20 karya mahasiswa politeknik lainnya.(indah tri wahyuni)

Berita Terkait