Penampilanya sederhana dan murah senyum, siapa sangka jika pria yang akrab disapa Adit ini merupakan perwakilan pemuda Indonesia ke Korsel. Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan angkatan 2006 tersebut baru saja mengikuti program pertukaran pemuda. Seleksi bertahap mulai dari pengiriman berkas hingga wawancara pun harus dilalui oleh Adit.
Adir bercerita bahwa kebayakan yang lolos adalah mahasiswa hubungan internasional karena ditanyakan juga tentang wawasan internasional hingga kesenian pada tahap wawancara. "Saya satu-satunya yang berasal dari teknik, hal ini menunjukkan bahwa ITS tidak kalah dengan universitas lainnya," jelas mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ini.
Program pertukaran pemuda ke Kosel tersebut berlangsung selama dua puluh empat hari. Sepuluh pemuda Indonesia dipartnerkan dengan sepuluh pemuda Korsel . Adit menjelaskan dirinya ditugaskan sebagai duta bangsa yang akan mengenalkan tentang Indonesia. Tidak hanya itu, Ia juga harus mempelajari segala hal mengenai Korsel.
Pada empat hari pertama, sepuluh mahasiswa yang terpilih untuk mengikuti program ini menjalani berbagai macam pelatihan. Sepuluh hari setelahnya dihabiskan di Korsel dengan sistem homestay. Dipandu oleh partner pemuda Korsel untuk memudahkan komunikasi.
Adit memiliki berbagai kisah menarik saat dia berada di Korsel. Mulai dari makanannya sampai gaya hidup oraang Korsel. "Disana, saya mengajari anak Sekolah Dasar mengenai kebudayaan di Indonesia," cerita mahasiswa yang pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Mahasiswa ITS ini. Uniknya, lanjut adit, terdapat jurusan Bahasa Indonesia di Universitas Hankuk, Korsel. "Profesornya berasal dari Semarang," cerita Adit.
Menurut Adit cita rasa makanan di Korsel kurang cocok dengan lidahnya. Namun, ia menghargai gaya hidup orang Korsel yang menjaga kesehatan. Pria kelahiran Surakarta ini menceritakan terdapat wajib militer di Korsel. "Untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan serangan dari negara lain," paparnya kemudian.
Adit juga sempat mengunjungi kota Seoul, Daejon dan Gyeong. Tidak ketinggalan, Istana Gyeong bok yang tersohor dan juga Korea Aerospace Research Institute. "Orang Korsel sangat modern namun disisi lain terdapat sisi tradisional. Tempat budaya sangat dipelihara dan ditopang dengan teknologi," celoteh Adit.
Sepuluh hari berikutnya dihabiskan di Bandung , Jakarta, dan Bogor beserta partner pemuda yang berasal dari Korsel "Manfaat dari pertukaran pemuda ini adalah memperluas wawasan untuk meningkatkan kompetensi dalam globalisasi," runut Adit.
Aktivitas pertukaran pemuda tidak berhenti di hari kedua puluh empat. Semua alumni pertukaran pemuda tergabung dalam Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI). Nantinya akan ada program seperti pertukaran budaya yang dilakukan oleh PCMI.
"Keluarlah dari comfort zone dan jangan takut untuk mencoba," pesan pria yang memiliki motto hidup life once, meaningful ini. (el/az)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung