Mata Satu, satu nama yang mulai familiar di telinga seniman dan fotografer nasional, khususnya di Surabaya. Hal ini tentunya tidak didapat secara instan. Mata Satu harus meniti karir mulai dari nol besar. Perlu usaha dan kerja ekstra keras untuk mencapainya.
Mata Satu merupakan komunitas pecinta fotografi Surabaya yang didirikan sejak tahun 2004. Awalnya hanya perkumpulan beberapa mahasiswa Despro pecinta fotografi. Dengan sedikit polesan dari dosen fotografi Despro ITS, Bambang Mardiono, mereka pun semakin bersemangat untuk meresmikannya sebagai suatu komunitas legal.
“Awalnya hanya untuk mahasiswa Despro ITS. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Mata Satu pun menjadi komunitas se-Surabaya,†ungkap Dicky Khairus Syakir, pengurus inti Mata Satu periode ini. Dicky menjelaskan lebih jauh, terbukanya komunitas ini untuk umum merupakan terobosan baru yang spektakuler. “Tidak dapat dipungkiri, jiwa seni bisa bersemi di mana saja. Setidaknya, mahasiswa Despro mampu mengambil pelajaran dan pengalaman berharga dengan berkumpulnya fotografer muda Surabaya ini,†imbuhnya.
Kegiatan komunitas ini cukup menarik. “Namanya juga komunitas fotografi, pastinya lebih banyak acara hunting fotografi ke luar lah,†ungkap mahasiswa Despro angkatan 2007 ini. Walaupun tidak terjadwal secara pasti, namun setiap anggota dari penjuru kota Surabaya selalu menantikannya. Setiap akan mengadakan perburuan, tidak lupa pamflet dan poster pun disebar.
Selain itu, kegiatan sharing juga tidak ketinggalan. Sharing-sharing pengalaman bagaikan menu penutup setiap kegiatan berburu. “Itulah keunikan Mata Satu, acara sharing pengalaman antar anggota menjadi daya pikat tersendiri yang menjadikan kita semua terasa seperti keluarga,†ujar Dicky.
Prestasi Mata Satu pun sudah tidak diragukan lagi. Beberapa anggotanya sudah sering menjuarai lomba fotografi lokal. Sebut saja Zainal Furqaan dan Dicky sendiri. Selain itu, beberapa alumninya juga sudah melanglang buana di dunia fotografi internasional. Duta Perdana Mirzani misalnya. Dirinya sekarang menjadi fotografer majalah travelling internasional di singapura.
Dicky sangat berharap agar Mata Satu tetap eksis. Bahkan sekarang dia sibuk untuk menyiapkan kader supaya komunitas ini tidak mati suri lagi seperti tahun kemarin. “Ke depannya, kami ingin sekali mengadakan pameran tunggal sebagai bukti eksistensi dan kerja keras kami selama ini,†ungkapnya penuh harap. (niv/mtb)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung