Berdiri sejak 1979, SYWoC merupakan kompetisi maritim internasional yang diselenggarakan oleh Ecole Polytechnique di Perancis. Tahun ini, SYWoC ke 37 pun akan digelar di Marseille, Perancis.

Sebagai perwakilan ITS, UKM MC akan berkompetisi dengan beberapa perguruan tinggi ternama, seperti Ecole Polytechnique Federale de Lausanne (EPFL), Kobe University, Queen’s University, Cork Institute of Technology, dan California Maritime Academy.

Kompetisi ini, dijelaskan D W Baskara, Koordinator Tim SYWoC 2017 dalam rilisnya, sangat berbeda dengan kompetisi ACI yang menggunakan kapal kayu. Kompetisi pada SYWoC menggunakan kapal berbahan dasar fiber jenis yacht dengan panjang di bawah 30 kaki.

”Selain itu, kapal ini juga menggunakan tenaga angin yang ditangkap melalui layar kapal, sehingga dapat menggerakkan laju kapal menggunakan prinsip aerodinamika,” jelasnya.

Pada keikutsertaan UKM MC di kompetisi ACI sebelumnya, UKM MC telah mengeksplorasi jauh mengenai perkembangan kapal kayu. Hasilnya, terdapat empat buah kapal yang telah berhasil dibuat dengan tumpah darah dan keringat alumni MC yang penuh dedikasi.  Namun, catatan prestasi yang sudah didapat tersebut tidak membuat UKM MC berhenti sampai di sini.

Lewat SYWoC 2017, UKM MC mencoba mengembangkan keahlian berlayar dengan kapal yang lebih modern. Melalui kompetisi tersebut pula, UKM MC memiliki misi khusus untuk mengenalkan budaya kebaharian dan budaya daerah Indonesia ke kancah internasional.

”Bagi kami juga sekaligus menambah wawasan baru mengenai kapal yacht, sehingga bisa diterapkan dan diproduksi ketika kembali dari Perancis,” harap mahasiswa Departemen Transportasi Laut itu.

Sebagai satu-satunya wakil Indonesia, seluruh mahasiswa yang tergabung dalam UKM MC mengaku siap mengukir prestasi kembali. ”Kami siap menghadapi segala tantangan, sekalipun dalam ajang kepelautan internasional SYWoC 2017 beberapa waktu mendatang,” pungkas Baskara mantap. (owi/mis)