ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
08 Februari 2017, 06:02

Raih Best Paper Berkat Absorben Eceng Gondok

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kegiatan yang bertajuk Teknologi Hijau untuk Menjamin Keberhasilan Pembangunan yang Berkelanjutan itu membuat tiga mahasiswa Departemen Kimia pulang dengan Best Papernya. Adalah Muh. Mualliful Ilmi, Naimatul Khoiroh, dan Trisna Bagus Firmansyah yang harus melalui beberapa babak seleksi sebelum keluar sebagai juara.

"Pertama kali kami seleksi paper. Full paper dikumpulkan dan dikaji oleh reviewer dan dipilih 73 paper terbaik," Ungkap Ilmi selaku ketua tim. Kemudian 73 peserta yang lolos diberi kesempatan untuk mempresentasikan papernya di Universitas Mercu Buana.

Ilmi mengungkapkan bahwa aspek yang dinilai bukan presentasinya, namun kualitas dari papernya. Sehingga juara diumumkan sebelum melakukan presentasi.

Dalam papernya, Ilmi cs mengangkat tema megenai pembuatan suatu absorben  dari bahan dasar eceng gondok. Seperti yang kita tahu, eceng gondok yang berelebihan di perairan sangat mengganggu estetika. Yang kedua bisa menimbulkan pendangkalan. Juga dapat menimbulkan organisame yang ada di bawah eceng gondok ini mati karena mereka tidak kontak dengan sinar matahari dan udara tidak bisa masuk dalam perairan.

Tak hanya itu, kendala mengenai kualitas air di Indonesia juga melatarbelakangi pembuatan papernya. Banyak sekali jenis zat pengotor air seperti logam berat maupun senyawa pewarna. Tak jarang kita sering kali menjumpai air yang keruh. Karena disitu ada banyak sekali yang terlarut, zat pewarna dan sebagainya.

Karena banyak hal tersebut, timbul keinginan Ilmi dan kawan-kawan untuk memanfaatkan eceng gondok dalam upaya menghilangkan zat pengotor air. "Eceng gondok tadi dibuat karbon dan dimasukkan ke dalam cairannya, nanti carirannya diuji," ungkapnya.

Diikuti oleh seluruh Universitas di Indonesia, Kepala Himpunan Mahasiswa Departemen Kimia tersebut mengaku saingan beratnya adalah Universitas Diponegoro (Undip). "Karena mereka sama-sama mengangkat tentang isu lingkungan sepert kami. Namun mereka fokus dalam pembuatan kompos," Ujanya. Selain itu, dosen pembimbing Undip merupakan alumni ITS. Hal itu membuat Ilmi was-was mulanya.

Ilmi mengaku persiapan khusus untuk lomba ini tidak banyak. Hanya saja pembuatan paper memakan waktu cukup lama karena mereka harus melakukan praktikum terlebih dahulu.

Menjadi juara tak serta merta didapatkan mahasiswa angkatan 2014 tersebut dengan mudah. Saat praktikum, Ilmi cs mengaku harus antre dengan beberapa mahasiswa Kimia lain yang sedang mengerjakan Tugas Akhir. Proses pembuatan karbon Aktif pun dilakukan dalam waktu sehari semalam.

Tak hanya masalah praktikum, Ilmi cs juga mengaku mengalami kendala perihal dana untuk keberangkatannya ke Universitas Mercu Buana. "kami apply ke banyak pihak. Akhirnya didanai oleh pemkot," ungkapnya.

Tiga mahasiswa tersebut juga sangat aktif organisasi di ITS. Namun mau tak mau mereka harus tetap meluangkan waktu untuk mengerjakan paper.

Yang unik dari paper milik Ilmi cs, paper ini hanya bermula dari praktikum kuliah Jurusan Kimia. Ketika pesaing yang lain memiliki paper skripsi, tugas akhir s1, thesis, Ilmi merasa bangga karena paper miliknya keluar sebagai juara dengan bermodalkan praktikum saat kuliah.

Ilmi berharap agar mahasiswa selalu melakukan segala sesuatu yang positif selama kita masih bisa melakukannya "Dan kami ingin menghapus stigma bahwa kesibukan organisasi seharusnya tidak boleh membatasi kita dalam meneliti dan mengukir prestasi," Ucapnya memungkasi. (id)

Berita Terkait