Masih menjadi mahasiswa baru bukan alasan Ahmad Haniful Auli, Ahmad bariq Al Fahri, dan Aldinata Rizky Revanda untuk mengembangkan kreativitasnya. Mahasiswa Departemen Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Informatika tersebut terhimpun dalam satu tim untuk berjuang bersama dan berakhir puas mengantongi juara dua.
"Awalnya kami mengirim esay kemudian menyerahkannya ke panitia. Judul kami ambil adalah Capsule Bamboo Wall," ujar Auli, mahasiswa Departemen Teknik Mesin. Setelah lolos seleksi esay, ketiganya kemudian mengikuti babak final di ITB untuk presentasi dan pembuatan purwa-rupa.
Cabawa sendiri merupakan inovasi teknologi peredam bising yang terbuat dari pemanfaatan pohon bambu. "Perbedaan antara produk kami dengan yang lain terletak pada desainnya yaitu berbentuk kapsul mengitari runway bandara," lanjut Auli.
Diakui oleh Bariq, salah satu anggota, ide pembuatan Cabawa ini mulanya terpilih karena tim sengaja mengangkat sub tema Dampak Sosial Ekonomi dan Solusi Kawasan Bandara. Tercetuslah ide pembuatan peredam bising dengan bahan bambu yang mereka peroleh dari jurnal ilmiah.
Walaupun lomba berlangsung saat hari libur, Auli, Bariq, dan Aldi tetap mengalami kesulitan karena bersamaan dengan kegiatan Ini Lho ITS dan Roadshow. "Persiapan lombanya sekitar dua minggu namun hanya dikerjakan saat malam hari," ucap Auli.
Bagi Auli, tantangan yang cukup sulit dalam lomba ini adalah jarak antara pembuatan purwa-rupa dengan final yang hanya dua hari. "Apalagi pesaing kami dari kampus-kampus top di Indonesia," Ungkap Bariq. Uniknya, hanya tim ITS yang semua anggotanya merupakan mahasiswa baru.
Berasal dari departemen yang berbeda, ternyata ketiganya berasal dari SMA yang sama. "Kami memang nggak ingin bermain di satu jurusan. Kalau dari berbagai jurusan, kami bisa lihat dari prespektif yang berbeda-beda," jelas Auli. (id/hil)