Bertempat di Ruang Sidang Djelantik Departemen Arsitektur ITS, Rabu (01/02) lalu, Revi sukses dengan gelar doktornya. Melibatkan teori ketidak-panggahan atau tidak permanen, disertasinya ini membuka wawasan tentang cara pandang arsitektur yang berbeda.
"Tidak selalu arsitektur harus mengerahkan sumber daya yang abadi, karena akan membebani lingkungan. Sementara itu kita bisa membuatnya sebagai sesuatu yang tidak abadi," ungkap pria asal Yogyakarta.
Dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menambahkan, realitanya arsitektur selama ini dipandang sebagai karya yang bersifat permanen. "Nah, disini saya ingin mengenalkan tradisi pada arsitektur yang tidak permanen," tambahnya.
Arsitektur atau bangunan tidak permanen yang digunakan dalam disertasinya adalah salah satu kompleks peziarahan di Cirebon. Kramat Buyut Trusmi yang bertempat di Desa Trusmi Cirebon ini memiliki tradisi untuk selalu membangun ulang bangunan-bangunan yang ada.
Tentunya hal ini berkelanjutan dan berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. "Kramat Buyut Trusmi jelas bukan bangunan yang lazim dibangun dan dijumpai sehari-hari di lingkungan Desa Trusmi atau di wilayah Cirebon," paparnya.
Pada arsitektur Kramat Buyut Trusmi memiliki dua jenis bahan penutup. Sebagian menggunakan penutup atap sirap kayu jati, sebagian yang lain menggunakan penutup atap rumput alang-alang. "Bangunan beratap sirap diganti atapnya setiap delapan tahun sekali dengan pelaksanaan bertahap setiap empat tahun, sedangkan bangunan beratap alang-alang diganti setiap dua tahun sekali," ungkap pria berkacamata ini.
Terkait teori ketidak-panggahan, maka fenomena berarsitektur di Kramat Buyut Trusmi dapat diabstraksikan sebagai sistem arsitektur. "Sistem arsitektur ini terdiri atas mewujudkan arsitektur sebagai pengembangan aspek teknis, memanfaatkan arsitektur sebagai pengembangan aspek sosial, dan menghayati arsitektur pengembangan aspek estetis," ujarnya.
Di lain hal, Revi mengaku tak ada kendala dalam melaksanakan penelitiannya. Program doktoral berhasil ia selesaikan selama 3,5 tahun. Hal ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Prof Dr Ir Josef Prijotomo M Arch selaku promotornya.
Dalam kesan pesan yang disampaikan di akhir sidang, sang promotor mengutarakan keheranannya ketika tidak menjumpai Revi saat yudisium di tahun ketiga Revi. Penyebabnya, baru diketahui setelah ia melihat media sosial Revi yang sedang berlibur bersama keluarganya di Turki.
"Ternyata beliau berikrar, ‘nek sidang (tertutup)ku rampung, anak bojoku tak lunga-ake’ (kalau sidang (tertutup) ku selesai, anak istriku akan diberangkatkan). Itu juga sekaligus merayakan ulang tahun pernikahan ke-15 ya, pak Revi?" kata Josef disambut gelak tawa hadirin. (zik/riz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung