ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
09 November 2016, 08:11

DItanya Soal Pembangunan, Ini Jawaban Capresbem

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Proses debat di setiap topik yang diajukan kurang lebih sama, yakni setiap capresbem mengajukan pertanyaan tentang topik tersebut ke calon lainnya. Kemudian, audiens diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, dan terakhir adalah pertanyaan dari para panelis. "Ada empat panelis yang kami undang, Novangga Ilmawan, Zein Arfian, Renda Idealita, dan satu yang berhalangan hadir Oxi Putra Merdeka," terang Abdullah Aljabir, juru bicara komisi pemilihan umum ITS.


Pembaharuan kaderisasi terpusat di kampus
Pada topik kaderisasi, Zein Arfian menantang kedua calon membuat sebuah peta konsep, atau flow chart dan sejenisnya mengenai posisi BEM ITS terkait kaderisasi dalam waktu satu menit.
Rofi Arga Hardiansyah, calon presbem nomor urut 2 menjawab tantangan panelis dengan membuat flowchart. Menurut mahasiswa kelahiran 1996 ini, di kotak bagian bawah diagram ada Mahasiswa baru, kemudian di bagian kiri atas ada Himpunan Mahasiswa Jurusan sebagai eksekutor kaderisasi, di bagian pojok kanan atas ada Birokrasi, badan yang menentukan kebijakan. “Nah BEM ITS posisinya ada di tengah-tengah, mencari irisan dari keinginan mahasiswa dan dari Birokrasi, lalu menggabungkannya,” ungkapnya.
Bebeda pendapat, Arfiq Isa Abdilah membuat peta konsep yang menerangkan posisi BEM ITS terkait kaderisasi. Menurutnya, ada objek mahasiswa baru sebagai input kaderisasi, kemudian ada pihak ITS yaitu SAC dan Kemahasiswaan ITS yang akan dimintai masukan untuk nilai-nilai kaderisasi yang dibutuhkan, dan kemudian ada HMJ dan BEM F sebagai tempat aktualisasi diri. "BEM ITS sebagai koordinator yang menemui pihak ITS dan memberi instruksi kepada HMJ dan BEM F," jawabnya.
Pergerakan Mahasiswa yang relevan di zaman sekarang
Pada topik pergerakan mahasiswa, Muhammad Irwan Rahmat dari audiens mengajukan pertanyaan terkait alasan kedua calon tetap mengajukan diri sebagai capresbem, padahal BEM ITS tidak mempunyai massa yang nyata. Tak hanya itu, Irwan juga bertanya wadah pergerakan mahasiswa seperti apa yang bisa dilakukan menyangkut sosial politik tapi tidak dengan turun ke jalan.
Menyikapi pertanyaan tersebut, Arfiq menjelaskan awal mula dirinya tergerak mengajukan diri sebagai capresbem adalah melihat permasalahan yang ada di Keluarga Mahasiswa ITS. Mengenai pergerakan sosial politik tanpa harus turun ke jalan, Arfiq berpendapat menyampaikan hasil kajian ke meja pemerintahan adalah upaya yang tepat. "Kami juga akan memasukkan sekolah politik ke dalam bagian sekolah integrasi, tanpa menafikan bahwa turun ke jalan juga merupakan upaya menyampaikan aspirasi," tutur Arfiq menjawab pertanyaan kedua.
Sementara Arga mengajukan diri sebagai capresbem karena termotivasi oleh Anies Baswedan yang pernah mengatakan, bahwa Indonesia tidak butuh pemuda yang suka mengkritik, tapi Indonesia butuh pemuda yang mampu memberikan solusi. "Ada tiga cara dalam memberikan solusi, melalui perbuatan, perkataan, dan doa. Solusi berupa perbuatan sadalah hal yang ingin saya lakukan, sehingga itulah yang mendasari saya menjadi capresbem," jawab Arga.

 Lebih lanjut, Arga mengatakan ada berbagai cara dalam pola pergerakan mahasiswa selain turun ke jalan. Menurutnya, penyebaran video sepuluh stadion Indonesia untuk Piala dunia 2026 yang dibuat oleh mahasiswa ITS, dan viral di sosial media sosial adalah contoh pergerakan mahasiswa di zaman sekarang. "Teman-teman yang membuat KTI juga sudah berkontribusi untuk masa depan Indonesia," paparnya. 

Di akhir sesi, Novangga Ilmawan memberi tantangan nyata untuk pergerakan mahasiswa. Uniknya, kedua calon diminta melakukan push up sebagai bentuk pergerakan dalam arti sesungguhnya. "Karena kalian angkatan 2013, maka silakan push up dua kali 13 atau sama dengan 26 kali," ujar presiden BEM ITS 2015-2016 ini.
Tantangan ini menjadi pro kontra di antara peserta yang hadir. Ada audiens yang menolak karena khawatir atas kesehatan para calon dan demi keberlanjutan agenda kegiatan kampanye, tetapi ada yang berpendapat untuk menyerahkan tantangan tersebut kepada kedua calon.
"Sebenarnya kami dari KPU melarang kegiatan seperti ini, tetapi kami kembalikan kepada kedua calon," Kata Abdullah Aljabir selaku jubir KPU menanggapi permintaan panelis. Tantangan dari panelis itu kemudian diterima dan berhasil dibuktikan oleh kedua calon. Debat capresbem pun diakhiri dengan orasi penutupan dari kedua calon.(io19/)

Berita Terkait