Dikatakan ketua pelaksana Affan Bahar Rizky Firmansyah, acara bakti wisudawan sejatinya telah menjadi tradisi ITS selama beberapa tahun belakangan. Salah satu yang membedakan untuk tahun ini ialah tema acara yang diangkat, yakni 114 Heroes. "Tema ini berkaitan dengan ITS sebagai Kampus Perjuangan, sekaligus berisi harapan kami agar wisudawan 114 menjadi calon-calon pahlawan bangsa," ujarnya pada ITS Online.
Pria yang akrab disapa Affan ini menambahkan, 114 Heroes terdiri atas dua sub-acara. Salah satunya ialah penggalangan dana dan pakaian layak pakai dari seluruh wisudawan. Uniknya, pundi-pundi uang yang dikumpulkan khusus berupa koin. Affan menjelaskan, hal ini didasari oleh anggapan bahwa koin ialah uang receh yang kerap dipinggirkan.
"Kami ingin membuktikan bahwa meskipun sedikit, jika dikumpulkan pasti akan menjadi sesuatu yang berguna. Alhamdulillah terkumpul hingga Rp 7.913.600 ditambah 30 kardus pakaian layak pakai," jelas wisudawan jurusan Teknik Kimia ini.
Hasil penggalangan dana tersebut kemudian disalurkan pada Rabu (21/9). Sasarannya ialah 80 petugas kebersihan ITS, Panti Asuhan Arif Rahman Hakim, dan para pahlawan veteran di Surabaya. Sebab, menurut Affan, meski kadang tak disadari, petugas kebersihan ITS merupakan pahlawan yang berjuang agar lingkungan ITS selalu bersih dan nyaman untuk kegiatan perkuliahan.
"Kami juga sengaja memilih panti asuhan tersebut karena kondisinya memang sangat memprihatinkan. Mereka sangat kekurangan dan belum pernah mendapat santunan dari mahasiswa ITS," ucap mantan Ketua BEM Fakultas Teknologi Industri 2014/2015 ini.
Selain itu, pemberian bantuan kepada pahlawan veteran diakui Affan merupakan hal baru dalam acara bakti wisudawan ITS. Kegiatan ini bahkan bisa saja menjadi kali pertama bagi mahasiswa bertemu langung dengan para veteran. "Kami mengunjungi rumah mereka satu per satu. Ini sekaligus menjadi pengingat karena mungkin mahasiswa saat ini belum memikirkan mereka yang dulu pernah berjuang," tuturnya.
Tak hanya penggalangan dana, 114 Heroes turut menyelenggarakan pelatihan kemandirian di Yayasan Pendidikan Anak-Anak Buta (YPAB) Surabaya, Jumat (23/9) lalu. Karena keterbatasannya, para penghuni YPAB tersebut belum mampu melakukan berbagai hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Puluhan wisudawan pun dengan telaten mengajari mereka melakukan hal-hal simpel, seperti memakai baju, mengikat tali sepatu, dan menyetrika.
"Sebab, kami ingin meski hanya dilakukan sekali dan tidak berkelanjutan, kegiatan ini dapat berguna bagi mereka. Ini sekaligus menjadi pemantik api bagi para wisudawan agar lebih sabar, bersyukur, dan peduli pada mereka yang berkebutuhan khusus," kata pria asal Malang ini.
Di akhir, Affan tak luput mengutarakan harapannya atas para wisudawan ITS. Menurutnya, kenyataan yang selama ini ada ialah mahasiswa akan berlomba mencari kerja dan mengejar mimpi masing-masing pasca wisuda. Padahal, banyak hal yang dapat dilakukan sebelum lulus, termasuk peduli pada lingkungan sosial sekitarnya.
Affan berharap 114 Heroes menjadi pengingat bagi para wisudwan untuk jangan lupa senantiasa bersyukur. "Sebab, sebagai alumnus mahasiswa ITS, kita sudah memiliki kesempatan lebih baik dari kebanyakan orang. Semoga di tahun berikutnya, tradisi bakti wisudawan ini tidak terputus dan semakin masif," pungkasnya. (ayi/akh)