Eposim adalah software yang berguna untuk mengoptimalkan daya bangkitan listrik oleh pembangkit yang akan berpengaruh pada biaya dan emisi gas buang. Ide yang dicetus oleh Gio dan keempat temannya yakni Tommy Andre Oktawijaya, Dio Adya Pratama, Dika Lazuardi Akbar, Rachmad Ady Zakaria, dan Rony Seto Wibowo tersebut berawal dari beberapa permasalahan yang ada.
"Kebutuhan tenaga listrik suatu daerah terus menerus akan mengalami peningkatan, sejalan dengan pembangunan dan kemajuan daerah tersebut," ungkap Gio. Ditambah dengan perkembangan teknologi yang semakin meningkatkan kebutuhan energi listrik baik oleh rumah tangga, komersiil maupun industri.
"Sehingga perusahaan listrik harus menyediakannya secara berkesinambungan," ungkap mahasiswa Teknik Elektro tersebut.
Selanjutnya sistem tenaga listrik besar yang memiliki pembangkit-pembangkit termal seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan menghadapi permasalahan. Masalah yang timbul yakni dalam hal biaya bahan bakar selama pengoperasiannya.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengurangi biaya operasi melalui pengurangan biaya bahan bakar sampai pada tingkat minimum. Selain itu, juga dibutuhkan pengaturan pembebanan pembangkit listrik tersebut.
Cara yang dapat ditempuh yaitu dengan melakukan koordinasi pembangkit-pembangkit termal dengan pembangkit hydro seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Hal ini karena PLTA tidak membutuhkan biaya bahan bakar.
Peran dari Eposim pada permasalahan tersebut yaitu melakukan simulasi dari data Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) guna memecahkan permasalahan tersebut. RUPTL adalah statistik perencanaan setiap sepuluh tahun oleh Pembangkit Listrik Negara (PLN).
"Nanti kita tahu data pembangkit mana yang biayanya mahal dan mana yang murah," jelas Gio. Nantinya akan dilakukan proses optimasi dengan memaksimalkan kinerja pembangkit listrik yang berbiaya murah dan meminimalkan yang mahal.
Inovasi software ini tentunya akan dirasakan manfaatnya oleh penyedia layanan listrik, juga peneliti di bidang optimasi tenaga listrik. "Software kami masih inovasi awal, jadi masih perlu banyak pengembangan," tutur Gio sebagai ketua tim.
Ia berharap Eposim dapat dikembangkan ke perhitungan sistem kelistrikan yang lebih rumit. "Kami juga berencana menggandeng angkatan di bawah kami," pungkas Gio seraya berharap dapat menggandeng penyedia layanan listrik dengan langkah awal ini. (dza/oti)