ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
24 Juli 2016, 13:07

Dosen ITS Sumbang Pemikiran di Konferensi PBB

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Preparatory Committee (Prepcom) III United Nations Human Settlements Programme (UN Habitat). Seperti itulah konferensi ini disebut. Di sini, Johan Silas yang merupakan pendiri arsitektur ITS sekaligus tokoh arsitektur Indonesia menyampaikan The New Urban Agenda (NUA) and The Island Based Development. Dirinya menjelaskan permasalahan kota Indonesia yang tidak dapat diselesaikan dengan ilmu perkembangan kota dari negara barat.

Menurut Johan Silas, pembangunan seharusnya dilakukan untuk menciptakan kota yang dipersembahkan pada masyarakat sehingga masyarakat tidak hanya mencari kota untuk ditinggali. "Pembangunan kota yang baik terlihat dari membaiknya pertumbuhan ekonomi," kata pria kelahiran Samarinda ini.
Beliau mencontohkan apabila sungai pada suatu wilayah tercemar harus diperbaiki alirannya. Begitu juga apabila jalanan yang rusak maka harus diperbaiki jalannya. "Jadi tidak membangun hal yang tidak perlu tetapi memperbaiki apa yang sudah ada," terang pria yang masih menjadi dosen Arsitektur ITS ini.
Pada perkembangan kota berbasis pulau, Johan Silas mengatakan masalah yang dialami Indonesia tidak sama dengan negara barat. Dengan banyaknya pulau di Indonesia yang memiliki luas beragam, ilmu perkembangan tatanan kota dari sana tidak dapat dipakai di Indonesia.
Ia menerangkan Indonesia membutuhkan dual model dalam pengembangan kota. "Yaitu land based untuk pulau besar dan island based untuk pulau yang lebih kecil," tambahnya.
Seminar yang diadakan di Balai Pemuda Surabaya ini juga mendatangkan Ashod Das B Arch M Arch PhD dari Universitas Hawaii. Ia turut memaparkan beberapa metode untuk pengembangan kota Surabaya yang telah dibuktikan di negara lain.
Selain itu juga ada Prof Dr Regan Potangaroa dari Universitas Victoria, New Zealand dan Mahesti Okitasari ST MSc PhD dari Universitas United Nations, Jepang sebagai pembicara. "Seminar seperti ini sangat penting dilakukan mengingat banyak masalah di Indonesia," pungkas Johan Silas. (yan/hil)

Berita Terkait