Kelima mahasiswa jurusan Statistika tersebut yaitu Endah Setyowati, Ika Nur Laily, Eka Aullya, Zuhrofatul Ulwiyah, dan Rizky Cahyani. Melalui program bernama Gosok Gigi Sehat (GGS), kelimanya berharap supaya permasalahan gigi dan mulut di Indonesia menurun."Angka permasalahan gigi dan mulut di Indonesia terus meningkat, padahal pelayanan kesehatan semakin hari sudah makin baik," ungkap Endah.
Endah melanjutkan, diperlukan bentuk penanganan khusus, misalnya dari instansi pendidikan, contohnya sekolah. Oleh karena itu, kelimanya sepakat untuk memulai program GGS pada siswa SD.
Ketika ditanya alasan mereka menyasar siswa SD, yaitu karena siswa SD menggemari makanan manis paling banyak. "Berdasarkan data yang kami terima, angka kerusakan gigi paling banyak berada pada usia SD," tutur Ika.
Kelimanya memulai GGS dengan penyuluhan mengenai pentingnya gosok gigi dan cara membersihkan gigi yang baik pada bulan Maret lalu. Kemudian dilanjutkan dengan gosok gigi masal (gogima). "Di sini kami mengundang seorang asisten dokter gigi untuk membantu. Selain itu, setiap siswa kami bekali satu sikat gigi," ujar Ika.
Uniknya, GGS juga memberikan edukasi seputar gigi dan mulut melalui permainan puzzle pada pertemuan di bulan April. "Tujuan dari game ini supaya adik-adik di sana memahami waktu-waktu yang baik untuk gosok gigi, serta pengaruh kebiasaan tersebut terhadap kesehatan gigi dan mulut," lanjutnya.
Tak hanya itu, pada bulan Mei, kelompok yang seluruh anggotanya perempuan ini mengadakan paper mob bersama peserta program. "Nanti video paper mob ini akan kami unggah ke media sosial agar anak-anak Indonesia terinspirasi dan memulai kebiasaan menggosok gigi," tandas Eka.
Endah menambahkan, bahwa program yang telah berjalan selama tiga bulan tersebut berhasil meningkatkan kesadaran 80 siswa kelas satu SDN Keputih 245 Surabaya untuk menyikat gigi dua kali sehari secara rutin. Hal tersebut terbukti berdasarkan kalender gosok gigi dan kuesioner yang telah mereka berikan kepada orang tua siswa.
Pada akhir pertemuan, kelimanya menyumbangkan dispenser pasta gigi sebanyak dua buah, lengkap dengan sikat gigi dan pasta gigi masing-masing sejumlah 85 paket kepada sekolah SDN Keputih 245 Surabaya. Siswa-siswi kelas satu yang mengikuti program tersebut pun diberi sertifikat sebagai bentuk terima kasih.
"Dengan pemberian fasilitas tadi, besar harapan kami agar para siswa dapat membiasakan gosok gigi rutin baik di rumah maupun di sekolah. Semoga GGS ini tidak hanya berjalan tiga bulan, namun menjadi program yang berkelanjutan sehingga siswa terbiasa membersihkan gigi secara rutin," ungkap Endah. Dirinya menambahkan, bahwa mayoritas wali murid setuju jika program GGS dilanjutkan. (sva/oti)