Erick Zindel, Direktor Marketing Siemens Korea Selatan mengungkapkan bahwa energi merupakan bagian penting dalam kehidupan. Energi digunakan manusia untuk menopang industri, pendidikan, mobilisasi, hiburan dan berbagai hal lainnya. Namun, saat ini masih banyak manusia yang menggunakan sumber energi yang tidak berkelanjutan. Salah satu contohnya yaitu penggunaan batu bara untuk menghasilkan listrik.
"Energi listrik saat ini semakin banyak digunakan. Aplikasinya pun beragam, bahkan dimasa yang akan datang diprediksikan akan sangat kompleks," ungkap pria asal Jerman tersebut. Oleh karenanya, sangat diperlukan adanya sistem untuk mengatur penggunaan energi yang bersih dan efisien.
Namun, menurutnya, saat ini Indonesia masih mengandalkan pertambangan batu bara untuk menghasilkan energi listrik. Padahal, Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat memungkinkan untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan, seperti pemanfaatan angin, tenaga ombak, dan tenaga surya.
"Permasalahan yang saat ini masih menjadi hambatan di Indonesia yaitu pembangunan yang sulit dilakukan secara menyeluruh," tutur kepala pemasaran Siemens Asia Pasifik ini. Hal tersebut dikarenakan komposisi Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan lautan yang luas. Tak hanya itu, akses untuk mencapai setiap sudut pun masih sangat sulit.
Tantangan lain dalam pembangkitan tenaga listrik adalah keberlanjutan dan efisiensi. Mengatasi masalah ini, Erick percaya bahwa transisi energi merupakan kunci karakterisasi dalam pasar pembangkitan listrik. "Hal yang dapat dilakukan adalah penggabungan minimisasi harga listrik dan optimisasi teknologi," ujar Erick
Selain itu, diperlukan juga adanya peningkatan efisiensi pada emisi yang rendah, fleksibilitas pembangkit, perubahan dari batu bara menjadi, gas dan perluasan energi terbarukan.
Jika dibandingkan dengan Jerman, Indonesia lebih berpotensi mengembangkan energi terbarukan untuk semua kegiatan industri. "Jerman terlalu kecil dan sudah penuh dengan pembangkit energi kuno, sangat sulit untuk mengubahnya menjadi pembangkit energi ramah lingkungan," ujarnya.
Pria lulusan teknik mesin, Technical University of Darmstadt tersebut juga percaya bahwa Indonesia masih memiliki lahan luas, sehingga pembangunan pembangkit energi terbarukan bukanlah hal yang mustahil. "Dengan memusatkan pembangunan pada energi terbarukan, Indonesia berpotensi menghasilkan energi listrik yang efisien dan ramah lingkungan," pungkasnya. (ven/oti)