"Yang harus diperhatikan adalah model seleksi yang harus berkorelasi positif dengan bekal yang dibawa oleh calon mahasiswa dari SLTA. Hal ini akan terkait dengan prosedur pembuatan standarisasi," terangnya. Menurut Nasir, standarisasi sangat penting untuk digunakan sebagai patokan dalam memberikan nilai.
"Jangan sampai mahasiswa yang unggul malah tidak lolos dikarenakan oleh tingginya kualifikasi sedangkan mahasiswa yang kurang layak justru diterima karena kualifikasi yang terlalu rendah," jelas menteri yang juga mantan Anggota Senat Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang ini. Nasir berharap wujud standarisasi tersebut dapat dijadikan evaluasi untuk Ujian serupa dimasa mendatang.
Usai memantau langsung jalannya Ujian Ketrampilan pada salah satu kelas, alumni Pondok Pesantren Mambaul Ilmi Asy-syar’y ini melanjutkan untuk memantau jalannya Tes Wawancara. Sebanyak 778 peserta yang mendaftar memang diharuskan untuk melalui seleksi berupa wawancara one by one dengan batas maksimal 15 menit.
Berbeda dengan sebelumnya, saat memantau tes wawancara Nasir tidak banyak mondar-mandir. Pasalnya, dalam satu ruangan tersebut hanya terdapat tiga peserta dan tiga pewawancara saja. Usai melihat sekilas, Guru Besar Undip ini segera melanjutkan kunjungannya ke Gedung Rektorat ITS untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa bidikmisi angkatan 2016/2017. (qi/akh)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi