Setelah kalah di putaran final melawan PENSAE dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, membuat tim robot ITS harus membenahi performa dari RI-NHA. Robot Abu karya mahasiswa ITS ini hanya mampu mengumpulkan 30 poin saat melawan PENSAE.
Terlihat sejak running test kemarin, tim robot ITS harus melakukan pembenahan dalam banyak hal agar dapat berjalan mulus menyelesaikan tugasnya. ”Kondisi lapangan saat perlombaan berbeda dengan ekspektasi kami,” ujar Alin Wahyu Setiawan, salah satu kru RI-NHA.
Sehingga ia mengaku perlu melakukan banyak tunning (penyetelan, red) guna meningkatkan kecepatan dan ketangkasan RI-NHA di arena pertandingan. ”Luas lapangan berbeda, sehingga kami perlu melakukan banyak tunning. Salah satunya melakukan perubahan parameter tertentu,” tuturnya.
Meskipun akan melaju ke KRAI tingkat nasional pada Juni mendatang, tak membuat tim RI-NHA bersantai-santai. Tim telah melakukan persiapan dari riset hingga pembuatan robot yang memakan waktu satu tahun. Namun Alin mengaku hasil dari KRAI regional 4 belum maksimal. ”Hasil hari ini adalah cerminan dari usaha kami selama membuat robot RI-NHA,” ujar Alin.
Ia mengungkapkan tak ada waktu untuk beristirahat. ”Besok (minggu), kami akan beristirahat dulu. Selanjutnya pada hari Senin, kami akan melakukan rapat koordinasi terkait persiapan RI-NHA di kancah nasional,” ujar Alin optimistis. (bal/mis)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi