ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
03 Mei 2016, 19:05

Menristek Serukan Reformasi Pendidikan Tinggi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam sambutan Menristekdikti yang dibacakan oleh Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MScES ini mengisukan tantangan pendidikan tinggi di Indonesia. Di sinilah hari peringatan jasa Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia ini dimaknakan, yakni sebagai hari refleksi dari upaya Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Joni, selaku inspektur acara turut menyampaikan sambutan Menristekdikti, Prof Drs Mohamad Nasir MSi Akt PhD bahwa perlu usaha lebih untuk mereformasi penyelenggaraan pendidikan tinggi. Salah satunya adalah kemampuan pendidikan tinggi untuk menghasilkan riset dan inovasi yang kompetitif.

Merujuk pada fakta yang ada, menurut World Economic Forum, indeks inovasi pendidikan tinggi di Indonesia adalah 4,0 atau peringkat 60 di dunia di tahun 2015. Sedangkan, indeks daya saing Indonesia diukur dari indikator higher education and training membawanya menjadi peringkat 65 menjelang di periode 2015-2016.

"Hal ini tidak boleh kita biarkan begitu saja," ungkap Joni, bermaksud mengajak seluruh elemen untuk lebih inovatif dan kompetitif demi meningkatkan daya saing yang berkualitas. Joni berkomentar akan hal ini, menurutnya cara dan kualitas yang telah dilakukannya belum cukup menjawab tantangan pendidikan di masa depan.

Nasir juga menuliskan dalam pidatonya bahwa proses reformasi pendidikan tinggi tidak mungkin dijalankan oleh pemerintah saja, melainkan butuh peran serta dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Nasir menyebutkan potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia, yaitu 4438 perguruan tinggi di Indonesia, dengan mahasiswa berkisar lebih dari 7 juta jiwa dan jumlah dosen mencapai 300 ribu jiwa.

Maka dari itu, untuk menjalankan reformasi dalam skala makro dibutuhkan kerjasama dari berbagai institusi, termasuk institusi pendidikan tinggi. Dalam naskah tersebut, Nasir mengundang semua pihak untuk dapat berpartisipasi dan berkontribusi secara nyata dalam proses reformasi demi menjadikan pendidikan tinggi yang inovatif dan kompetitif.

Di akhir pidatonya, Nasir mengajak semua pihak untuk mewujudkan cita-cita pembangunan pendidikan tinggi Indonesia. "Mari tumbuhkan semangat reformasi pendidikan yang digulirkan oleh Ki Hajar Dewantara dan tokoh-tokoh pendidikan lainnya," ungkap isi pidato tersebut untuk mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan tinggi berkelanjutan. (qi/riz)

Berita Terkait