Heru menjelaskan bahwa program pemkot yang telah berlangsung selama tiga tahun tersebut sejalan dengan visi ITS. Yakni dalam hal pengabdian masyarakat dan sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. ”Sebab kami menginginkan mahasiswa ITS memiliki kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar,” terang Heru.
Lebih lanjut, Heru sangat bangga dengan antusias mahasiswa ITS dalam menanggapi program ini. Terlihat puluhan mahasiswa ITS memenuhi Ruang Sidang Gedung Rektorat untuk mengkuti seleksi sebagai peserta CSR. Mahasiswa yang terpilih, nantinya akan diterjunkan secara langsung dan berperan sebagai kakak asuh bagi anak putus sekolah.
”Mereka akan mendapingi anak putus sekolah atau anak yang rawan putus sekolah agar tetap semangat melanjutkan pendidikan. Secara tidak langsung, ini juga akan mengajari mahasiswa cara menghadapi masalah nyata di masyarakat dan tanggung jawab besar untuk bisa memberikan dampak positif pada mereka,” paparnya.
Kepala Dinsos Surabaya, Drs Supomo MM mengungkapkan bahwa seleksi tersebut akan menjaring sebanyak 300 mahasiswa. Jumlah tersebut telah disesuaikan dengan data jumlah anak putus sekolah. ”Saat ini, terdapat 300 anak yang tidak sekolah dan rentan putus sekolah di Surabaya. Nanti mereka akan diasuh satu anak, satu teman mahasiswa,” terangnya kepada ITS Online.
Imbuhnya lagi, mahasiswa yang lolos seleksi tersebut nantinya akan terus dikompetisikan dengan reward sebanyak Rp 5 Juta. ”Di akhir tahun, mahasiswa harus presentasi dan memberikan data apa saja yang telah mereka lakukan berdasarkan masalah yang dihadapi. Kita juga akan menilai keaktifan mahasiswa,”pungkasnya.
Mengakhiri pembicaraan, Supomo menginginkan mahasiswa ITS banyak yang lolos seleksi pendampingan ini. Sehingga, ITS dapat menjadi pelopor sekaligus membangkitkan semangat mahasiswa di kampus lain untuk peduli sosial. (riz/ao)