Program penghijauan lahan baru yang ditempati JTI ini telah disusun oleh calon eksekutif GNI sejak dua bulan lalu. Prof Ir Daniel M Rosyid PhD MRINA, dosen Jurusan Teknik Kelautan ikut serta dalam perencanaan program di ITS ini sebelum dirinya dilantik sebagai penasihat di GNI.
Kebanggaan mendapatkan award eco campus diantara perguruan tinggi se-Indonesia memotivasi ITS untuk terus mengembangkan lingkungan terbuka hijau. "ITS ingin mengembangkan hutan kota, perlu kerjasama dengan pihak lainnya. Bersama GNI kita tata bersama-sama," ujar Profesor kelahiran Klaten.
Kehilangan ruang terbuka hijau adalah permasalahan umum namun krusial di kehidupan kita. Lanjut Daniel, dimulai dari kehidupan sehari-hari untuk penerapan green living adalah solusi awalnya.
Tak sampai disitu, Dr Ir Sri Gunani Partiwi MT, yang juga baru saja dilantik sebagai pemegang Divisi Edukasi ini akan lebih fokus kepada suistanabilitas. "Tak cukup kita membangun saja tapi kita butuh pengembangan, disini saya ingin lebih mendukung bolo eco campus," papar mantan Kepala Jurusan Teknik Industri.
Keseluruhan program bersama GNI ini dibuat demi mendukung Key Performance Indicator (KPI) ITS dimana ruang terbuka hijau tidak kurang dari 40%. Sri mengatakan akan lebih mendukung mahasiswa yang pro aktif dalam penghijauan kampus. "ITS punya link ke GNI untuk support proyek mahasiswa terkait penghijauan kampus," tukasnya.
Menutup kalimat dua eksekutif GNI ini, mengharapkan ITS menjadi kampus yang peduli lingkungan secara fisik dan mentalitas. Sehingga bisa menjadi inspirator go green as well dalam restorasi lingkungan.
GNI yang diketuai oleh Dr Transtoto Handadhari adalah lembaga pergerakan sosial dalam penyadaran pelestarian lingkungan, melalui kegiatan pembangunan karakter yang berwawasan lingkungan. Program kerjasama GNI dengan ITS dilakukan perdana hari ini. (riz)